Panorama Negeriku

Panorama Negeriku
My country Indonesia

Jumat, 18 April 2008

Awal Perjalananku

Siang itu .....
Dadaku terasa sesak saat temanku -Purwowati- mengatakan bahwa rok abu-abu yang dia miliki terlalu kecil sehingga lekuk tubuhnya terlihat. Aku mencoba mencari di almari UKKI SMUNITA, apakah ada rok yang cocok buat dia dan ternyata ..... semuanya habis tak tersisa. Aku terdiam didepan masjid sekolahku sambil memutar otak ... aha ... tiba-tiba mataku tertuju ke topi yang dikenakan ketua UKKI - Wahib namanya- tanpa ba..bi...bu... aku langsung menghampiri wahib dan minta ijin untuk meminjamnya barang sebentar. Mungkin kalian sudah tau apa yang akan aku lakukan saat itu.

Yup .... layaknya orang yang minta sumbangan aku menghampiri tiap anak yang ada dimasjid, kakak kelasku yang mulai berhamburan keluar untuk istirahat tak luput dari incaranku, "Sumbangan-sumbangan, InsyaAllah akan mendapat pahala jika ikhlas - jika ikhlas lho - ". Ada beberapa guru yang aku todong dan alhamdulillah mereka semua mau membantu. Saat itu dana yang terkumpul didalam topi itu mencapai 8.500 sedangkan harga roknya 12.000, diakhir pengumpulan dana tersebut ada seorang kakak kelas yang bernama "ROSIDA" menghampiriku, dia mau menggenapi dana tersebut hingga mencapai 12.000 - Alhamdulillah- .

Aku berlari ke masjid untuk meminta Widya agar berkenan membelikan rok buat Purwowati sekaligus mengembalikan topi yang aku pinjam ke Wahib. Setelah aku mengembalikan topi itu baru Wahib berkata "kamu nggak malu el ...?" aku hanya terdiam, seandainya dia tau kalau aku sangat malu tapi aku lebih malu lagi jika aku tidak melakukan apa-apa untuk temanku dan membiarkan dia mengenakan rok yang "seksi" itu.

Keesokan harinya aku sengaja datang lebih awal agar bisa mengajak Purwowati mencoba rok yang kami beli. Ternyata .... purwowati sudah mengenakan rok baru, katanya itu dari kakak kelas kami yang sudah keluar dari SMA. Ya Allah ... aku terlambat .... Aku kalah cepat dalam mengejar pahala dari-Mu ....
Langkahku sedikit melemah karena harus kembali membawa rok itu ke almari UKKI, ternyata disana aku bertemu dengan Mbak Rosida. "Kenapa dikembalikan ke almari dek ? apa nggak jadi diberikan ? aku hanya mengangguk. Tiba-tiba mbak rosida memegang tanganku sambil berkata " Dek, bukannya kamu juga ingin mengenakan jilbab ? Akan lebih baik jika adek simpan saja rok ini buat adek kalau dah siap mengenakan jilbab ? aku jadi tertegun mendengar apa yang dikatakan mbak Rosida. "Aku malu mbak, masak aku yang minta sumbangan e... roknya buat aku juga ..." sambil tersenyum mbak rosida berkata " bukankah teman kalian ikhlas jika dana tersebut dipergunakan untuk kebaikan ? siapapun yang menerima rok ini InsyaAllah tidak menjadi masalah " Lalu mbak rosida mengambil kembali rok yang aku simpan di almari UKKI dan diberikannya kepadaku. "Ya Allah ... apa ini sudah menjadi jalan-Mu ? setelah mengucapkan terima kasih aku langsung kembali ke kelas sambil membawa rok tersebut.

Sesampainya dirumah aku kembali memandangi rok dan kemeja putih yang aku punya saat itu, dalam hatiku berkata " kapan ya aku bisa mengenakan jilbab seperti muslimah yang lain ?" aduh .. aku lupa, ada PR yang belum aku selesaikan" bergegas aku masukkan kembali rok itu kedalam almari pakaianku.

Hari itu hari minggu, aku kembali memandang rok itu tiba-tiba timbul keinginan untuk silaturrahim ke saudaraku "Mbak Lina". Sesampai dirumah mbak Lina aku menyampaikan kegundahanku, beliau sangat mendukung dan hanya bisa memberi aku 1 jilbab putih - itu adalah jilbab pertamaku -. Dalam perjalanan pulang aku terus berfikir kapan kira-kira aku akan mulai mengenakan jilbab, Bismillah .... Insya Allah besok aku akan mengenakannya.

Pagi itu aku cukup gelisah, karena keinginanku untuk mengenakan jilbab sudah tak tertahankan lagi. Orangtua aku sejak awal tidak mengijinkan aku untuk mengenakan jilbab tapi aku harus memilih .....
Saat ayah berangkat kerja dan ibu berada di dalam kamar mandi, saat itulah waktu yang tepat untuk berangkat ke sekolah dengan atribut muslimahku. Teman-teman sangat senang dengan perubahanku dan aku sangat bahagia tapi tetap saja aku gelisah.... nanti klo pulang gimana ? ketahuan nggak ya ...?

Bel pulang berbunyi, aku jadi tambah gelisah. Banyak sekali andai-andai di dalam otakku (andai ketahuan gimana, andai ..... andai ..... dan andai .... )
Aah ...... aku jadi penat .....
Bismillah .... aku yakin Allah menjagaku ....
Sesampainya di halaman rumah aku langsung lewat pintu belakang, disana aku langsung masuk kamar mandi untuk berganti pakaian, Alhamdulillah .... aku bisa melaluinya. Hari kamis sore aku kembali gelisah bagaiman tidak ... aku tak punya seragam pramuka sama sekali ( mungkin ini yang disebut "NeKat") nggak lucu ya ... klo senin sampai kamis pake jilbab trus ... jum'at kembali mengenakan pakaian lengan pendek. Aku langsung meminta kakakku untuk mengantarkan aku ke rumah Dwi hanya sekedar untuk meminjam pakaian pramuka karena dia sudah mengenakan jilbab sejak kecil, na ... disitulah aku mulai ketahuan. Orangtuaku habis-habisan memarahi aku dan aku hanya bisa diam, selama dua bulan lebih orangtuaku bersikap sinis kepadaku karena keputusanku dan aku tetap bertahan.

Jum'at pagi aku berangkat dengan rok sepanjang mata kaki dan agak sempit. Atribut Pramuka tak terpasang di bajuku - maklum ... baju pinjaman - tapi hal tersebut tidak membuatku harus push up - Alhamdulillah -
Hari ini hari ke-2 aku mengenakan baju pinjaman ini, setelah sholat dhuha tiba-tiba wahib menghampiriku dengan membawa bungkusan. Allah .... wahib membawa baju pramuka yang sesuai dengan ukuranku dan tidak sempit, dia bilang klo ini adalah baju pramuka milik kakaknya. Aku tak tau apa yang disampaikan wahib sehingga kakaknya mau memberikan baju itu ke aku tapi, terlepas dari semua itu aku sangat bersyukur dan berterima kasih.

Terima kasih Allah atas cinta yang Engkau beri

Tidak ada komentar: