Panorama Negeriku

Panorama Negeriku
My country Indonesia

Rabu, 16 Juli 2008

Terapi Hati


Urusan seonggok darah yang bentuknya tak seberapa besar ini sangatlah urgen plus penting banget untuk disimak. Tapi kenapa? Pasalnya baek dan buruk perbuatan anggota tubuh kita yang laen tergantung pada sehat dan nggaknya.
Yap, hati. Menjadi parameter kebaikan dan kejelekan tindak anggota tubuh manusia. Bahkan, jauh-jauh hari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah memperingatkan kita akan bahaya hati yang sakit.

Memang, hati kita memiliki kondisi dan emosi beragam. Hingga ia berimplikasi kepada keadaan yang bervariasi juga pada empunya dalam sifat , sikap, maupun keadaannya. Ini pula yang disinyalir dalam ayat-ayat Al Qur’an tentang penyakit penjangkit hati. Ada kelalaian, kebutaan, kepalsuan, labilitas, olok-olok, kekarasan, riya’, kemunafikan, dan sederet penyakit lainnya.
Penyakit-penyakit tersebut seringkali menimpa zona dan area penting dalam kehidupan beragama yang menjadi ujian berat ketika menimpa. Dia bisa menjangkiti anak adam dalam hal ibadah, dakwah, ilmu, syahwat, pangkat dan kedudukan, wanita, dan seterusnya. Nah bagi kita yang terjangkit penyakit tersebut kudu dan segera menyembuhkannya. Diantara terapi tersebut adalah:

* Menyempurnakan cinta kepada Allah. Seorang pakar dan ulama Masyhur, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah menyatakan, “Sarana penyembuhan penyakit hati terbesar ialah mengisi hati dengan cinta kepada Allah l. Sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yangberiman lebih cinta kepada Allah.”(Al Baqarah: 165)
* Memurnikan keikhlasan. Ikhlas dalam beramal sangat berbengaruh untuk mendapatkan ketenangan di dalam dada dan kesejukan hati.
* Ittiba yang baik. Artinya kita senantiasa menjadikan panutan kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai uswah dalam segala hal.
* Melazimi dzikrullah. Merupakan sara penting untuk mengambalikan mengembalikan kondisi hati agar kembali sehat dan tenang. Ketahuilah dengan dzikir kepada Allah l. Dengan banyak berdzikir segala kerak di dalam dada akan mencair, dapat mengenyahkan perintang di dalam hati. Adapun jenis dzikir teragung adalah membaca Al Qur’an, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (Muhammad: 24)

Terapi lain. Untuk penyembuhan hati juga bisa di tempuh dengan berbagai terapi seperti; melakukan banyak ketaatan, berdoa, memperdalam ilmu agama.
Itulah bebarapa hal yang terkait dengan fitnah hati dan terapinya. Moga bermanfaat dalam usaha mencapai ridha Ilahi dengan. Amiiin!. (sahibulQolam)

Adapted From: Imtihanul Qalbi, Dr. Nashir bin Sulaiman Al Umar, Darul wathan lin Nasyr, Riyadh 1412 H

Senin, 14 Juli 2008

Selamat Pagi Dunia ......

Selamat Pagi Dunia .....
Seakan-akan kalimat itulah yang ingin disampaikan anak-anak pagi hari ini dengan ceria dan penuh semangat. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, tentunya mereka bersemangat sekali untuk menjalaninya. Tak terkecuali kedua keponakan aku, biasanya mereka baru bangun jam 04.45 tapi pagi ini mereka bangun jam 04.00. Gaduh .... itu yang aku rasakan dirumah saat itu karena mereka sangat sibuk menyiapkan kebutuhan sekolah mereka, aku yang melihatnya saja jadi ikut bingung mau tak mau harus turun tangan juga. Ternyata bukan hanya mereka yang bingung eyang mereka juga bingung dan berharap mereka segera berangkat agar bisa memilik tempat duduk.

Kalau melihat itu semua aku jadi ingat kenanganku saat pertama kali masuk sekolah. Pertama kali masuk, aku diantar oleh ibuku. Rancuh banget waktu itu karena anak seusia kami pada sibuk sendiri tanpa memperhatikan instruksi dari guru, saat diminta masuk ke kelas bersama orangtua kami langsung berlari mencari tempat duduk. Teman pertamaku bernama "SATRIA", dia peranakan Indo-Belanda. Aku masih ingat betul sosok "Satria" waktu itu, rambutnya yg Pirang kecoklatan, kulitnya yang putih, wajahnya yang manis dan anaknya yang gagah, murah senyum serta baik hati membuat aku senang menjadi teman sebangkunya. Tapi kami duduk sebangku hanya 1 minggu karena guruku waktu itu lebih menyukai anak perempuan duduk dengan anak perempuan dan anak laki-laki duduk dengan anak laki-laki. Walaupun begitu kami masih bisa bermain bersama. Satu bulan sebelum THB - Tes Hasil Belajar - cawu tiga kelas dua dia pamit ... dia mau pindah sekolah karena ayahnya ditugaskan ke daerah lain. Sedih .... pasti karena dia salah satu teman baikku.

Kalau menginggat kejadian itu, aku jadi berfikir .... seperti apa sekarang sosok "Satria"ku, apakah dia tetap semanis yang dulu ..... ???
Ya ... sudah lah ....
Kenangan itu akan selalu aku simpan disini .... didalam ingatanku.
Selamat Pagi Dunia ..... ijinkan aku bersinar secerah mentari
Semangat ....... Allahu Akbar ......

Jumat, 04 Juli 2008

Jangan Menangis Sayang .....

Subhanallah .....
Pengalaman yang tak pernah terlupakan adalah saat aku mengasuh keponakanku hingga dia berusia 5 tahun, mengamati perkembangannya laksana seorang ummi mengasuh anaknya. Larasati Nancy Cassya nama keponakanku dan aku lebih suka memanggilnya "Cia". Lima tahun mengasuh dia bukanlah waktu yang mudah, aku banyak belajar dari dia. Tau rasanya bangun malam karena harus bikin susu buat dia, harus menggendong dia seharian karena sakit dan rewel, harus menemaninya bermain, harus memahami keinginan dia, mengajarkan hal-hal yang baru untuk menunjang perkembangan kepribadian dia dan masih banyak lagi.

Walaupun aku bertambah sibuk dengan kehadiran dia tapi aku tak merasa lelah karena setiap kali aku liat senyumnya e ..... capekku jadi hilang deh. Senyum tulusnya membuat aku terus bersemangat dan berusaha memberikan yang terbaik untuk dia. Suatu hari .... saat aku menemaninya bermain tiba-tiba dia melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat aku terkejut " Tante..... klo tante nikah, tante ikut suami tante ya ...?
Sambil tersenyum aku menjawab " Iya sayang, kalau tante sudah menikah harus ikut suami tante. Cia kenapa kok tiba-tiba tanya itu ?"
Tiba - tiba dia lari ke kamar dan menangis, aku langsung mengejar dia ke kamar. Aku melihat dia menangis sambil memeluk guling kesayangannya, aku dekati dia, aku belai dia dan aku mulai membuka pembicaraan "Sayang .. kenapa menangis ?" kemudian dia mulai berani menatap aku dan berkata " Kalau tante menikah dan pergi dari sini terus cia sama siapa ?"
Aku langsung memeluknya, mencoba menenangkannya sambil berkata "Cia sayang, kalaupun tante harus pergi kan cia masih punya om dan tante yang lain jadi cia nggak perlu sedih dan takut kesepian. Tante juga akan sering-sering njenguk cia, kan tante sayang sama cia"
Setelah aku memberi dia pengertian, barulah dia bisa tenang dan bisa tidur dengan nyenyak.

Subhanallah .... aku memiliki arti dalam dirinya hingga membuat aku meneteskan air mata. Dia sudah begitu banyak memberi aku pelajaran berharga dan aku juga mendapatkan CINTAnya
Ya Allah ... sayangi dia dan bimbinglah dia menuju jalan-Mu. Kalaupun aku tak mampu mendampinginya hingga dewasa, kelilingi dia dengan orang-orang yang bisa membuat dia selalu dekat pada-Mu. Semoga ... semoga .... dan semoga .... Amien.