Panorama Negeriku

Panorama Negeriku
My country Indonesia

Selasa, 15 April 2008

Anugerah terindah itu


Alhamdulillah Allah memberi aku anugerah indah itu, aku diberi kenangan mas kecil yang sangat indah. Saat usiaku 3 tahun harusnya aku hanya berfikir tentang bermain, bermain dan bermain tapi kenyataannya aku lebih dewasa dibanding teman sebayaku. Aku sangat tertarik dengan ilmu agama sejak kecil, aku sering sembunyi di kolong tempat tidur hanya sekedar mendengarkan bacaan sholat ayah dan nenekku. Terkadang aku mengintip ayahku yg sholat hanya sekedar menghitung jumlah raka'at nya. Saat itu aku malu bertanya ke ayahku dan hanya nenekku tempat aku bertanya. Aku diajarkan bacaan sholat dan gerakannya, doa sehari-hari dan selalu mendapat dongeng sebelum tidur tentang paman dan anak nenek yg tergolong santri.

Kedekatanku dengan nenek membuat aku semakin tertarik akan ISLAM, walaupun aku masih kecil tapi dalam benakku sudah banyak sekali pertayaan yg timbul tentang Islam. Nenekku sering tersenyum mendengar celotehanku saat aku bertanya kenapa orang Islam harus sholat, kenapa harus berwudhu dulu sebelum sholat, kenapa begini .... dan kenapa begitu ....
Dengan sabar nenekku menjelaskan semuanya dan selalu mengajakku melakukan ritual agama secara bersama-sama mulai dari sholat, hafalan surat pendek dan hafalan doa keseharian.

Aku masih ingat sholat pertama yang aku lakukan sendiri, saat itu usiaku 4 tahun. Setelah sholat maghrib aku langsung menangis sejadi-jadinya, seisi rumah langsung menghampiriku ... duh malunya aku karena tidak bisa melepas mukena terusan yg aku pakai. Saat itu aku merasa diriku terperangkap didalam mukena berputar-putar dan aku takut sekali. Setelah kejadian itu aku tak mau lagi sholat sendiri - takut nggak bisa keluar dari lilitan mukena :) -

Ibu melihat ketertarikanku akan Islam sehingga memanggilkan kami guru ngaji privat. Kami semua sangat senang karena bisa belajar bersama. "Mina" nama guru ngajiku, beliau tinggal tidak jauh dari rumahku. Keseharian beliau selain mengajar ngaji juga jualan Soto Ayam, tak lama setelah itu beliau menikah dan harus ikut suaminya ke Tuban. Kami cukup kehilangan sampai akhirnya ibu mendaftarkan kami belajar mengaji di UNSURI. Disana aku termasuk murid termuda karena yg belajar disana ibu-ibu dan bapak-bapak. Aku sering merajuk ke guruku lantaran ingin minta tambahan waktu buat membaca Qur'an, hal itulah yang membuat teman-temanku semakin GeMes denganku.

Saat penerimaan Raport semesteran di UNSURI aku cukup gelisah karena selama ini aku jarang belajar tapi ternyata nilaiku A semua dan aku mendapatkan peringkat 1. Heran campur binggung saat diumumkan didepan kelas, aku berjalan kedepan kelas untuk mengambil raportku ternyata ..... "tidak semudah itu" jawab guruku sambil tersenyum aku tambah bingung, aku diminta untuk memberikan sepatah dua patah kata atas prestasiku, na ... lho .... aku jadi tambah malu. Karena prestasiku itu aku langsung naik dua tingkat sehingga kelas kami mulai berbeda untuk semester berikutnya. Tak henti-hentinya aku bersyukur atas semua itu, ternyata usia tidak membatasi kita untuk belajar.

Nenek ..... Ibu ... terima kasih atas bantuanmu dalam mengarahkan aku. Aku tau, walaupun kalian tak pandai dalam ilmu agama tapi kalian ingin kami mengerti tentang Islam. Kalian berdua adalah anugerah terindah dari-Nya untukku. I love U mbah .... I love U Ibu ......


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Bagus banget mbak, pengalaman pribadi masa kecilnya. Seakan-akan jalan hidup anti sudah ditakdirkan untuk menjadi mujahidah dakwah ketika dewasa nanti.


keu