Panorama Negeriku

Panorama Negeriku
My country Indonesia

Senin, 20 Oktober 2008

Perpisahan yang Membahagiakan

Alhamdulillah
Akhirnya sahabatku "Yusnita Widi Astuti" menikah pada tanggal 19 Oktober 2008. Prosesi pernikahan dimulai dari pukul 09.20 - 09.55 dengan sangat lancar. Aku heran melihat sahabatku yang satu ini, dalam menghadapi detik-detik pernikahannya dia tampak tidak gugup sama sekali, bahkan malam hari menjelang akadnya dia bisa tidur dengan pulas.

Pagi itu, aku merasakan sebuah ketegangan. Sebagai seorang sahabat aku sangat senang bisa menemani dia melangkah ke lembaran hidup yang baru bersama pasangannya tapi disisi lain ada kesedihan dalam diri ini - takut tak mampu menjaga komunikasi, takut kehilangan sahabat, takut kehilangan perhatiannya, ah .... sebuah ketakutan yg tak beralasan-

Dimalam setelah ijab kabul dibacakan, yusnita masih merengek minta ditemani tidur olehku. Nggak bisa dibayangin, status dia sebagai seorang istri harusnya berada di samping suami e... ini malah minta ditemenin sahabatnya. Aku paham betul kenapa dia begitu manja kepadaku saat itu
karena dia merasa bahwa sebentar lagi kami akan berada di pulau yg berbeda dlm jangka waktu yg lama. Selama ini kami sudah melalui begitu banyak kisah bersama dari suka maupun duka kami selalu menangis dan tertawa bersama.


Aku sadar bahwa tiap sahabat yang aku miliki mempunyai keunikan masing-masing dan dia salah satunya. Dalam belajar memahami dia aku harus banyak tau tentang dia dan keluarganya, hal ini aku lakukan agar aku memiliki kekuatan lebih untuk memahami Nita. Ternyata pengorbananku untuk belajar memahami dia selama 11 tahun ini tak pernah sia-sia, banyak teman kami yang heran melihat hubunga kami - ya .... sebagai sahabat kami termasuk awet - walaupun perselisihan pendapat juga terjadi dalam persahabatan kami.

Kami berdua pernah membuat sebuah kesepakatan, jika salah satu dari kami menikah harus ditemani sampai acara selesai. Jadi ... klo nantinya aku menikah hukumnya wajib bagi yusnita untuk datang jika suaminya mengijinkan. Dalam keluargaku Yusnita bukanlah sosok yang asing begitu juga sebaliknya sehingga tak sulit bagi kami mendapatkan ijin untuk pergi bersama. Sudah begitu banyak hal yang sudah kami lalui bersama dan seakan itu akan menjadi kenangan tersendiri bagi kami dan akan menjadi sebuah cerita bagi anak cucu kami nantinya. Selamat menempuh hidup baru saudaraku .... Aku turut berbahagia atas kebahagiaan yang kau peroleh. Aku akan selalu menjadi saudaramu dan semoga Allah menjaga ikatan persaudaraan kita.

Rabu, 20 Agustus 2008

Keutamaan Surat Ar Rahman










1. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang dikaruniakan padanya.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/187).

2. Imam Ja’far Ash-shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, dan ketika membaca kalimat ‘Fabiayyi âlâi Rabbikumâ tukadzdzibân’, ia mengucapkan: Lâ bisyay-in min âlâika Rabbî akdzibu (tidak ada satu pun nikmat-Mu, duhai Tuhanku, yang aku dustakan), jika saat membacanya itu pada malam hari kemudian ia mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid; jika membacanya di siang hari kemudian mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).

3. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jangan tinggalkan membaca surat Ar-Rahman, bangunlah malam bersamanya, surat ini tidak menentramkan hati orang-orang munafik, kamu akan menjumpai Tuhannya bersamanya pada hari kiamat, wujudnya seperti wujud manusia yang paling indah, dan baunya paling harum. Pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang berdiri di hadapan Allah yang lebih dekat dengan-Nya daripadanya. Pada saat itu Allah berfirman padanya: Siapakah orang yang sering bangun malam bersamamu saat di dunia dan tekun membacamu. Ia menjawab: Ya Rabbi, fulan bin fulan, lalu wajah mereka menjadi putih, dan ia berkata kepada mereka: Berilah syafaat orang-orang yang mencintai kalian, kemudian mereka memberi syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada seorang pun yang tertinggal dari orang-orang yang berhak menerima syafaat mereka. Lalu ia berkata kepada mereka: Masuklah kalian ke surga, dan tinggallah di dalamnya sebagaimana yang kalian inginkan.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).

Wassalam

Dikutib dr tulisan Syamsuri Rifai

Selasa, 19 Agustus 2008

Kedudukan Doa dalam Islam

Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dihadapan Allah, selain daripada do’a. Do’a itu adalah otaknya ibadah


“Sudah rajab, Ramadhan sebentar lagi, Assalamu’alaikum wr.wb. Allâhumma bârik lanâ fî rajabin wa sya`bân, wa ballighnâ syahra ramadhân, wa a`inna `alash shiyâmi wal-qiyâmi wa hifzhil lisân wa ghadhdhil bashir, walâ taj’al hazhzhanâ minhul jû`a wal-`athasy.
[Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Bantulah kami untuk melaksanakan puasa, melakukan shalat malam, menjaga lisan dan memelihara pandangan; dan jangan jadikan puasa kami hanya sekedar lapar dan dahaga.]”

Ketika berselancar kepada bebarapa teman di blogger, ternyata sedang marak tulisan tentang doa rajab dan menjemput ramadhan. Sebut saja artikel yang menjadi headlinenya www. ghuroba.blogsome.com di atas.
Beberapa hari Kemarin seorang sahabat meng sms dan mengirim doa “bârik lanâ fî rajabin wa sya`bân, wa ballighnâ syahra ramadhân [Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.]”

Ketika membaca sms di atas, saya sedang membaca buku Bunga Rampai Pemikiran Islam karya Muhammad Ismail Bab Doa. Jadi, Mari sedikit kita mengaji tentang doa dari beliau yuk!

Do’a adalah permohonan seorang hamba kepada Tuhannya. Do’a merupakan aktifitas ibadah yang paling agung. Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dalam sebuah hadits yang berasal dari Anas ra : “Do’a itu adalah otaknya ibadah.” (HR. Tirmidzi)



Terdapat banyak riwayat dari Nabi Saw yang menganjurkan dan mendorong seseorang untuk berdo’a, seperti antara lain : “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dihadapan Allah, selain daripada do’a.” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

“Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah)

“Mintalah kepada Allah akan kemurahan-Nya, karena sesungguhnya Allah senang bila dimintai (sesuatu).” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Majah)

“Sesungguhnya do’a itu dapat member manfaat (bagi pelakunya) untuk sesuatu yang telah terjadi. Maka wahai hamba Allah, lakukanlah do’a itu.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar)

“Tidak ada seorang muslim pun di muka bumi ini yang berdo’a kepada Allah, kecuali akan dikabulkan do’anya, atau dijauhkan suatu keburukan/musibah yang serupa.” (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Ubadah Ibn Shamit)

“Tidak ada seorang muslim pun yang bardo’a dengan do’a yang tidak mengandung dosa dan memutuskan hubungan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikan kepadanya satu dari tiga hal: dikabulkan do’anya; ditangguhkan hingga hari kiamat; atau dijauhkan dari suatu keburukan/musibah yang serupa.” (HR. Ahmad dari Abi Said Al Khudri)

Semua hadits di atas menunujukan adanya keharusan berdo’a yang berupa permohonan hamba kepada Tuhannya untuk mendapatkan sesuatu. Dalam Al Qur’an terdapat banyak ayat yang menunujukan adanya do’a, antara lain: “Dan Tuhanmu berfir man: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.” ( Al Mukmin 60 )
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdo’a kepada-Ku.” (Al Baqarah 186 )
“Atau siapakah yang nenperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khlifah (berkuasa) di bumi “? (An Naml 62 )

Tentang do’a malaikat, Allah SWT berfirman:
“(Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilignya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu. Maka, ampunilah orang-orang yang bertaubat yang mengikuti jalan-Mu, dan peliharalah mereka dari siksa api neraka yang menyala-nyala.

Ya Tuhan kami, masukanlah mereka kedalam seuga-surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka bersama orang-orang yang shaleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Al Mukmin 7-8 )

Allah SWT telah memerintahkan kita agar berdo’a kepada-Nya, juga telah menjelaskan bahwa hanya Dialah yang dapat mengabulkan Do’a. Bukan yang lain. Allah juga memaparkan bahwa sebagian dari do’a dilakukan oleh malaikat-Nya. Maka, Allah menganjurkan kepada setiap muslim agar berdo’a kepada-Nya, baik disaat sempit maupun lapang, di dalam hati, maupun terang-terangan, sehingga ia memperoleh pahala dari Allah.

Berdo’a itu lebih baik daripada diam atau berserah diri. Hal ini berdasarkan banyaknya dalil yang menunjukan, juga karena berdo’a adalah manifestasi dari kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT. Akan tetapi, patut di ketahui bahwa do’a tidak dapat merubah sesuatu yang termasuk ilmu Allah; tidak dapat menolak qadha; tidak dapat mencabut qadar serta ridak dapat menghasilkan sesuatu di luar sebabnya.

Karena Ilmu Allah adalah ketetapan pasti, qadha Allah adalah sesuatu kenyataan dan pasti terjadi , kalau saja qadha dapat di tolak oleh do’a, tentu tidak ada qadha. Dan qadar pun telah diciptakan oleh Allah, sehingga ia tidak bisa dicabut oleh do’a. Allah telah menciptakan hukum sebab – akibat, dijadikan-Nya sebab supaya dapat melahirkan musabab (akibat) dengan pasti. Jika tidak menghasilkan musabab tertentu, berarti ia bukan sebab.

Oleh karena itu, tidak boleh dijadikan keyakinan bahwa do’a itu satu-satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan, sekalipun misalnya Allah mengabulkannya sehingga kebutuhan seseorang terpenuhi. Sebab, Allah telah menciptakan aturan-aturan untuk manusia, alam semesta, dan kehidupan, dimana ketiganya tunduk pada aturan-aturan itu. Allah pun mengingatkan sebab dengan musabab. Sehingga do’a tidak memiliki pengaruh untuk mengubah atutran-aturan Allah, atau keluar dari hukum sebab-akibat yang telah dibuat-Nya.

Tujuan berdo’a tidak lain semata-mata untuk memperoleh pahala dari sisi Allah, sebagai peklaksanaan dari perintah-Nya. Do’a adalah satu diantara jenis-jenis ibadah, sama dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, shaum, zakat, dan sebagainya. Maka, seorang mukmin tentu akan berdo’a kepada Allah dan memminta kepada Allah untuk dipenuhi kebutuhannya, atau untuk menjauhkan dari rasa sedih, atau hal-hal lainnya yang berkaitan dengan urusan duniawi atau akhirat.

Do’a dilakukan sebagai bukti ketundukan kepada Allah dan usaha manusia untuk mendapatkan pahala dari Allah, sekaligus melaksanakan perintah-perintah-Nya. Apabila kebutuhannya terpenuhi, maka itu adalah anugrah dari Allah. Pemenuhan itu pun sesuai (sajalan) dengan aturan-aturan Allah serta berjalan diatas dasar-dasar peraturan sebab-akibat. Jika kebutuhannya tidak dipenuhi, maka tetap mendapatkan pahala.

Berdasarkan penjelasan tadi, do’a bagi seorang muslim, hendaknya merupakan tanda ketundukan kepada Allah, sebagai pelaksanaan perintah-Nya, dan usaha memperoleh pahala dari Allah SWT. Sama saja apkah permohonannya terpenuhi atau tidak. Boleh saja seorang muslim berdo’a dengan bentuk do’a apa pun yang dikehendakinya; baik di dalam hati, diucapakan melalui lisan, atau dengan kalimat apa pun, dan ia tidak terikat dengan bentuk do’a tertentu. Ia boleh berdo’a dengan do’a-do’a yang tercantum dalam Al Qur’an, hadits, dengan bentuk redaksinya sendiri-sendiri atau dengan mengambil do’a yang berasal dari orang lain. Yang penting, ia dituntut untuk berdo’a kepada Allah. Namun demikian yang lebih utama, tentulah bentuk do’a sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an dan Hadits.

Rabu, 13 Agustus 2008

Diuji dengan Kenyamanan

"..dia sedang menghadapi ujian dalam hidupnya..", bila saja anda mendengar kalimat tersebut, saya berani memastikan bahwa persepsi dalam melihat si "dia" pastilah saat ini sedang mengalami kesusahan. Sedang terlibat kasus hukum misalnya, mengalami tekanan ekonomi, dan sebagainya. Jarang sekali dari kita yang mengagas persepsi umum terhadap istilah "ujian" ini, bahwa pada seseorang yang mendapat kesenangan atau kenyamanan pun bisa jadi dia sedang mendapat ujian.

Saya bisa berpikir seperti ini, karena dalam kosa kata bahasa Indonesia sendiri hanya dikenal satu kata dalam konteks ini, yaitu "diuji". Dan dengan kata ganti ini, persepsi hampir semua orang bergeser pada pengertian bahwa "diuji" adalah sebuah ungkapan yang menggambarkan sebuah kondisi susah. Sesuatu yang sebenarnya justru menjadi menyempit. Ketika kata itu sendiri justru mengecil artinya.

Setiap individu seharusnya memiliki tujuan dalam hidupnya. Memiliki sebuah misi pribadi. Mission Statement kalau kita meminjam istilahnya Stephen Covey pada habit ‘Begin With The End in Mind’. Cpvey mengajarkan kita untuk suatu ketika menuliskan apa misi hidup kita di dunia ini, setiap kali secara rutin harus melakukan review kembali. Untuk mungkin dilengkapi, atau tetap seperti itu dan membuat semakin kuat pemahaman atas misi itu, atau mungkin dirubah sama sekali menjadi sebuah misi yang baru. Setiap orang pastilah berbeda misi hidupnya. Hal ini sah-sah saja. Karena memang sudah menjadi anugrah dari Sang Pencipta, bahwa manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya. Tidak ada benar atau salah dalam misi hidup seseorang, yang penting harus ada selalu proses pembelajaran orang tersebut dalam mensikapi kehidupannya.

Nah, saya mendefinisikan sebuah ujian adalah sesuatu yang menghalangi kita dalam ‘berjalan’ mengemban misi kita menuju tujuan hidup kita. Penghalang ini yang bisa memberikan pengaruh kepada kita, dimana kita akan lulus dalam arti bisa melewati ujian dan tetap konsisten terhadap misi hidupnya. Atau gagal, sehingga lupa atau membuat kabur misi yang sudah disusunnya.

Sampai pada pengertian ini, logika kita akan membawa pada kesimpulan bahwa sebuah ujian seharusnya tidak hanya sesuatu yang menyusahkan atau sesuatu yang membuat tidak nyaman. Tapi sesuatu yang enak dan membuat nyaman bisa juga kita kategorikan sebagai sebuah ujian.

Dalam kosa kata bahasa Jawa, ada sebuah definisi terhadap hal ini yaitu ‘diujo’. ‘Diuji’ berkonotasi pada sesuatu yang menyusahkan, ‘diujo’ diartikan mengalami sesuatu yang mengenakkan, tapi sebenarnya hal itu adalah ujian. Dan layaknya sebuah ujian, nantinya kita bisa lulus atau gagal.

Dalam keseharian kita, hampir semua orang melihat sesuatu yang mengenakkan –menjadi kaya, karirnya meningkat, usahanya sukses, selalu menerima kemudahan-kemudahan- hanya pada sisi pandang bahwa itu adalah sebuah anugrah –termasuk bila itu terjadi atas usaha yang dilakukan-. Tidak banyak yang melihat itu dari sisi pandang bahwa segala kenikmatan itu adalah sebuah ujian. Diujo harta berlimpah, diujo karir yang terus menanjak, diujo usaha yang terus saja maju.

Buktinya apa kalau yang menyenangkan itu bisa juga berupa ujian? Buktinya adalah, kita bisa melihat disekeliling kita dimana orang yang mulai berlimpah harta, berada dipuncak karirnya, justru lupa akan misi hidupnya. Kita lihat banyak orang kaya justru membelanjakan kekayaannya pada hal-hal tidak perlu benar, banyak orang sukses dengan karir dan pengusaha besar saat ini terjerat masalah hukum. Bukti bahwa mereka –justru- telah gagal karena segala kenikmatan yang diperolehnya.

Jadi ketika kita mendapat kesenangan atau kemudahan dalam hidup ini, selain tentunya bersyukur bahwa bisa jadi hal itu adalah sebuah anugrah, ada baiknya kita coba lihat sisi pandang lain, bahwa itu juga bisa jadi sebuah ujian, yang tentunya akan membuat kita akan lebih bersyukur, dan semakin mempertajam kita akan misi hidup kita…


7 Agustus 2008

Pitoyo Amrih

Law of Love

Mari kita kembali bicara mengenai cinta, mengenai Hukum 100 % tentang Cinta.
Jika besarnya Cinta dalam diri kita adalah 100% (kekuatan penuh), maka berapakah komposisi ideal yang harus kita bagi untuk diri kita sendiri dan orang yang kita cintainya (pasangan hidup kita misalnya)

Pilihan pertama kita adalah 80% - 20% (Cinta bagi diri kita sendiri - Cinta untuk pasangan)

Pilihan ini menunjukkan bahwa kita lebih mencintai diri kita sendiri dibandingkan dengan cinta kita pada pasangan kita (atau orang lain yang kita kasihi), komposisi cinta seperti ini kurang ideal karena perasaan egois dan mau menang sendiri akan lebih bermain di sini, cinta yang dibangun dengan komposisi seperti ini cenderung hanya akan mendatangkan konflik. Kita menjadi tak segan-segan menyingkirkan orang lain demi kepentingan kita.

Lalu bagaimana dengan pilihan 20% - 80% ?

Kebalikannya, mencintai orang lain di luar diri kita adalah baik, tapi jika kita tidak mencintai diri kita sendiri juga adalah petaka. Berapa banyak teman kita yang terjerumus dalam Narkoba? Yang harus menderita karenanya, Itu adalah salah satu contoh rendahnya prosentasi cinta pada diri sendiri. (Yang selanjutnya akan meruntuhkan cinta kita kepada orang lain)

Atau seorang ibu (orang tua tunggal) yang tidak memperhatikan kesehatannya berjuang mati-matian untuk menghidupi kedua anak yang dicintainya adalah contoh berikutnya. Lalu apa yang salah? Ketika sang ibu tidak memperhatikan cintanya pada diri sendiri, maka ibarat mesin yang tak pernah diurus, suatu saat akan rusak juga. Akan lebih terasa lagi ketika kerusakan itu terjadi pada saat produktifitas sang ibu ini masih sangat dibutuhkan untuk menopang hidup keluarga tersebut. Pada saat itu, sang ibu bukan saja membuat dirinya sendiri menderita, tapi juga kedua anaknya yang sangat ia kasihi (yang diklaim melebihi kasihi terhadap diri sendiri).

Apakah komposisi ideal itu 50% - 50% ?

Supaya adil, mungkin ini alasan kita memilih komposisi ini.

Lagi-lagi komposisi seperti ini juga tidak ideal, kita tidak maksimal dalam mencurahkan cinta, baik bagi diri kita sendiri ataupun bagi orang lain.
Lilin Cinta

Sebelum kita menemukan komposisi ideal itu, mari kita katup mata kita, kita biarkan diri kita dalam keheningan. Kita bayangkan bahwa saat ini ada kegelapan yang menyelimuti kita, tak ada setitik cahaya pun yang menerjang memasuki ruangan itu. Lalu di tangan kita ada sebuah lilin kecil yang memancarkan cahaya, menerangi ruangan itu.

Jika kita tidak sendirian di ruangan itu, jika di ruangan itu masih ada yang lain dengan masing-masing memegang sebatang lilin kecil, akankah kita membagikan nyala lilin yang ada di tangan kita?
Semua mungkin akan mengatakan YA.

Lalu kenapa kita mau melakukanya?

Alasannya, karena ketika kita membagikan nyala (cahaya) itu kepada yang lain, cahaya lilin kita tidak berkurang itensitasnya, tidak sedikit pun. Bahkan ruangan akan semakin bercahaya dengan nyala lilin-lilin yang lain, ruangan akan semakin terang karena kita telah berbagi dengan sesama.
Seperti cahaya lilin itulah Cinta, cinta tak akan berkurang sedikitpun intensitasnya ketika dibagi dengan sesama, bahkan cinta akan bersemi dan semakin berkembang, jika masing-masing dari diri kita menyalakan lilin-lilin itu dan kembali membagikannya pada yang lain. Maka dunia akan diterangi oleh cahaya Cinta.

Dan ketika kita ditanya kembali, berapa komposisi ideal untuk sebuah Cinta?
Maka dengan mantap kita menyatakan 100% - 100%

Pertanyaan terakhir, berapa komposisi ideal untuk sebuah cinta yang dibagikan untuk diri kita sendiri, ayah kita, ibu kita, suami/istri kita, anak-anak kita, saudara kita, family kita, teman kita bahkan musuh kita.

Maka jawabannya adalah : 100 %, 100 %, 100%, 100%, 100 %, 100 %, 100%, 100%, 100%

Karena Cinta tidak akan berkurang sedikitpun ketika dibagikan untuk yang lain, bahkan ia akan semakin bersemi seperti cahaya lilin yang kita bagikan untuk yang lain, ia akan mencahayai dan menerangi dunia.

Salam Sukses Selalu

Seng Guan CPLHI

Every one is number one

Jalanku bukanlah jalanmu, deritaku bukanlah deritamu
Setiap manusia memiliki potensi guna menaklukan segalanya
Airmataku bukan airmatamu, sakitku bukan sakitmu
Langit yang sama, kebanggaan yang berbeda, satu dalam perasaan.

Jangan gelisah dan menistai diri sendiri
Diperlukan ketenangan dan ketegaran
Asalkan mau menerjang ke depan, katakan pada diri sendiri, Aku dilahirkan pasti berguna!

Every one is number one,
Asalkan kau tidak selalu bertanya, mampu atau tidak. Satukan energi, raihlah mimpi di dalam hidupmu untuk menyongsong masa depan dan janganlah menunggu.

Every one is number one,
kunci sukses ada di tanganmu, mau atau tidak
Alirkan keringat yang paling panas, genggamlah hati yang paling tulus
Number one adalah milik setiap orang.

Tanganku bukan tanganmu, mulutku bukan mulutmu
Hanya dibutuhkan sebuah hati, badai dan hujan deras dapat menjadi kawan baik kita.

Janganlah takut dinginnya perjalanan walaupun sampai pada sedikitnya kehangatan yang tersisa. Aku tetap akan menerjang dengan sekuat tenaga.

Everyone is number one! Setiap Orang Adalah Nomer Satu ! Luar biasa!

Kekuatan Bersyukur

Dikisahkan, ada seorang pemuda mendatangi pamannya yang berhasil menjadi pengusaha sukses. Dia ingin tahu, apa rahasia di balik sukses pamannya menjalankan beragam bisnis yang dimilikinya. Pamannya memang terhitung sangat mumpuni dalam berbagai bidang usaha. Ia di antaranya menjadi pemilik beberapa gerai berlisensi, distributor besar besi baja, pengusaha ekspor impor produk retail. Ia bahkan juga sukses menjadi seorang investor saham yang sangat piawai dan memiliki berbagai investasi yang menjanjikan.

"Paman, bolehkah aku bertanya?"

Sang paman pun tersenyum kepada keponakannya, "Apa yang bisa Paman tahu, pasti akan Paman jawab semua pertanyaanmu."

Si pemuda lantas meneruskan pertanyaannya, "Saya sangat kagum pada keberhasilan Paman. Kalau boleh tahu, apa rahasia sukses Paman hingga memiliki beragam bisnis yang berbeda, tapi rata-rata bisa sukses seperti saat ini? Padahal, saya tahu bahwa pendidikan Paman tidak cukup tinggi, bahasa Inggris pun belepotan. Hebatnya, saya lihat sendiri, orang-orang yang bekerja sama dengan Paman rata-rata justru berpendidikan jauh di atas Paman. Bagaimana bisa begitu paman? Saya benar-benar ingin tahu dan belajar dari Paman," ungkap si keponakan.

"Hahaha, paman sih hanya mengandalkan insting dan berkat Tuhan," jawab si paman sambil tertawa lebar.

Mendapat jawaban yang kurang memuaskan, si pemuda langsung mencecar dengan pertanyaan, "Insting? Apa maksud Paman? Berkat Tuhan? Kenapa Tuhan bisa memilih Paman untuk diberkati?"

"Begini, pertama-tama, jujur paman akui bahwa pamanmu ini memang tidak berpendidikan formal, tetapi bukan tidak terdidik. Justru karena pendidikan paman rendah, paman memulai segala sesuatu melalui jalur trial and error. Dan, jika dihitung dengan uang, pendidikan yang paman tempuh biayanya sungguh sangat besar. Sama dengan biaya di sekolah formal, malahan bisa-bisa lebih mahal. Orang tahunya paman yang sukses hari ini. Orang mungkin tidak pernah tahu berapa kali paman jatuh bangun mendirikan bisnis ini. Pengalaman mengajarkan, tidak peduli berapa kali kita jatuh, pastikan bangun lagi! Akhirnya paman pun berhasil menguasai ‘know how' bisnis dengan baik. Dan, setelah paman berhasil menanamkan fondasi dan mulai merangkak naik, juga tidak lantas berpuas diri. Ingat, semakin tinggi pijakan kita, angin pun semakin kencang dan selalu berubah arah. Maka di dunia usaha yang terus berubah, kita harus pandai-pandai belajar membaca arah dan perubahan angin. Setelah itu, barulah mengatur bagaimana manajemen yang baik dan mendelegasikan pekerjaan melalui anak-anak muda yang berpendidikan tinggi seperti kamu," terang paman panjang lebar.

Si pemuda tampak memerhatikan dengan serius semua ucapan sang paman. Ia kemudian menyela, "Lantas, bagaimana Paman menyebut bahwa diri Paman diberkati Tuhan?"

"Tuhan memberi berkat kepada setiap manusia. Tergantung Kita yang menerima, bagaimana mengelola, memanfaatkan, dan mengembangkan berkat itu dengan kemampuan kita yang luar biasa! Maka, paman selalu percaya, berkat Tuhan selalu tersedia untuk paman! Bagaimana, puas dengan pelajaran hari ini?" sebut paman masih dengan senyuman hangatnya.

"Terima kasih Paman. Saya berjanji akan belajar mengelola berkat seperti yang telah Paman lakukan. Tolong jangan bosan mengajari saya ya paman".


Pembaca yang budiman,

Kalau kita mampu menyadari dengan benar sesungguhnya berkat ada di mana-mana, maka tak ada alasan bagi kita untuk tidak berjuang mewujudkan berkat itu menjadi sebuah manfaat.

Namun, semua itu tergantung bagaimana kita mengerti dan mengembangkan di jalan yang benar dan baik. Sebagai manusia, tien sen wo cai pik yu yung, kita dilahirkan di dunia ini pasti ada gunanya.
Kalau manusia sudah memiliki pemahaman tentang keberadaannya, maka akan muncul keyakinan bahwa kita semua mempunyai hak untuk sukses, "Success is My Right!" Dengan demikian, setiap hari kita akan mampu mensyukuri setiap apapun yang kita teriam. Dan, utamanya lagi, kita juga akan selalu penuh senyum menatap hari depan dengan semangat dan optimis.

Salam sukses luar biasa!!!

Andrie Wongso

Selasa, 12 Agustus 2008

Tutup Lubang, Cari Lubang

Pagi tadi ada hal yang cukup unik saya jumpai. Sebuah kemacetan yang tak biasanya, terjadi pada jalan yang saya lewati. Uniknya, setelah ditelusuri, yang membuat macet ternyata adalah antrian sepeda motor. Panjang memang. Yang membuat unik adalah penyebab antrian dadakan tersebut.

Motor itu antri karena saling berusaha melewati satu jalan sempit-hanya cukup satu motor-untuk menyeberang tanpa harus berjalan memutar. Ini terjadi, karena jalan yang biasanya dilewati untuk memutar tiba-tiba ditutup permanen oleh barisan beton nan kokoh. Sisa lubang sempit itulah yang kemudian jadi solusi agar tetap bisa menyeberang tanpa harus memutar-yang, jika dilakukan, memakan jarak hampir satu kilo. Barangkali, demi alasan hemat waktu dan hemat BBM, akhirnya lubang sempit itu diperebutkan oleh sekian banyak motor.

Kejadian itu mengingatkan saya pada sebuah iklan bank asing beberapa waktu silam. Dalam iklan itu, bank tersebut-kalau tak salah-mengatakan bahwa orang Jakarta sangat pandai mencari jalan tikus. Jalan tikus ini sangat banyak manfaatnya. Selain menghindari kemacetan, menghindari razia polisi, hingga menghindari banjir.

Kejadian antrian motor karena ditutup jalannya untuk memutar membuat para pengendara sepeda motor langsung mencari alternatif pengganti jalan. Sama juga dengan jalan tikus yang selalu jadi andalan. Semua itu berujung pada satu kesimpulan saya, orang kita sudah terbiasa-jika dihalangi-segera mencari jalan lain. Jika lubang yang satu ditutup, akan segera cari lubang yang lain.

Intinya, dalam keterdesakan, dalam ketidaknyamanan, orang kita biasa untuk segera mencari solusi paling singkat untuk mengatasi hal tersebut. Sayang, memang solusinya kadang justru melahirkan masalah lain. Banyak yang cenderung memerhatikan kepentingannya sendiri, asal cepat, asal sampai, asal bisa, "lubang sempit" ke mana pun akan dicari.

Saya tidak ingin membicarakan kebiasaan, yang-menurut saya-baik, namun kadang kurang pas caranya ini. Yang ingin saya lihat dari kasus tadi adalah betapa orang kita sebenarnya tumbuh dalam ranah pikiran yang sangat kreatif. Satu masalah timbul, pasti segera bisa mencari solusi tercepatnya.

Ini pula yang seharusnya bisa dikembangkan dalam ranah kewirausahaan. Adanya masalah, adanya kegagalan, adanya halangan, dengan "akal-akalan"-yang positif tentunya-akan bisa menghasilkan solusi yang unik dan menarik. Ini mengingatkan saya pada seorang pengusaha katering besar di daerah Joglo Jakarta. Ia mengawali usahanya itu karena kondisi terdesak, alias ingin membantu menambah penghasilan suami. Saat itu, yang ia bisa hanya memasak. Lantas, dibuatlah pisang yang ia beri taburan gula halus dan sedikit penghias untuk mempermanis pisang goreng itu.

Kondisi "terdesak" itulah yang ternyata membuka jalannya menjadi pengusaha makanan dengan omset ratusan juta. Saya tak tahu darimana ide jualan pisang dengan taburan gula dan pemanis chery itu awalnya. Yang pasti, ide kreatif memang muncul kadang di saat kita mengalami keterdesakan. Ibu tadi menjadi gambaran bahwa karena "sebuah lubang tertutup", yakni ketika penghasilan dari suami dianggap kurang cukup, maka ia pun terdorong untuk bertindak kreatif dengan "mencari lubang" untuk menutup kekurangan itu. Sederhana sepertinya, tapi itu semua yang justru mengawali usahanya menggurita ke mana-mana.

Nah, jika Anda dan saya, mungkin termasuk orang yang suka mencari "jalan tikus"-seperti para pengendara sepeda motor dalam kisah di atas-sebenarnya akan sangat bermanfaat di dunia wirausaha. Caranya yakni dengan mengubah pola pikir. Arahkan pola pikir kita, bahwa hadirnya kesulitan-kecil dan besar-justru akan melahirkan inovasi-inovasi yang barangkali akan menjadikan Anda sukses luar biasa!

Ingin contoh lagi? Tengoklah di mana-mana kini bermunculan singkong keju. Singkong goreng yang tadinya dijual dengan harga sangat murah, dengan kreativitas tambahan rasa keju, per porsi bisa mencapai harga lima ribuan. Atau coba juga lihat becak-becak bekas di Jakarta. Daripada dibuang kini juga sudah menjelma jadi "pasar malam keliling" alias jadi komidi putar hingga tempat mandi bola. Bekas korek api yang tak habis terbakar, kini ada pula yang merangkainya jadi replika bangunan-bangunan indah berharga ratusan ribu. Pecahan-pecahan kaca siap buang, ada pula yang kemudian justru mampu meleburnya jadi aneka barang kerajinan. Sangat inovatif!

Banyak sekali hal remeh temeh yang tercipta akibat dampak dari usaha "mencari lubang" demi menyambung hidup, justru jadi barang andalan. Siapa tahu Anda juga bisa melakukannya? Jadi, cari "lubang" lain yuk...!

Senin, 11 Agustus 2008

Semangat Pemenang

Dikisahkan, saat diadakan pesta reuni sebuah SMA, tampak wajah-wajah gembira hadir setelah menemukan teman-teman yang telah sekian lama tidak berjumpa. Gelak tawa dan canda nostalgia pun mengalir dengan deras. Diantara mereka ada seorang pemuda yang dulunya adalah bintang kelas dan kesayangan guru dan teman-teman. Selain prestasi di kelas yang menonjol, gerakannya terkenal gesit dan cepat. Pembawaannya pun ramah dan pandai bergaul dengan siapa saja. Dia juga seorang atlit lompat tinggi pemegang rekor pada saat itu.

Semangat pantang menyerahnya dalam mempertahankan prestasi di sekolah dan kegigihannya mengalahkan mistar di arena lompat tinggi menyulut decak kagum semua orang yang mengenalnya. Kekaguman yang tersisa membuat teman-temannya masih melemparkan pujian untuk si pemuda.

Seusai acara reuni, di dalam keremangan kamarnya, ada perasaan yang terasa menyesakkan. Kekaguman dan pujian teman-teman lama serasa tamparan bagi dirinya. Dia menyadari bahwa saat ini dirinya telah gagal mempertahankan semangat pemenangnya meraih prestasi seperti waktu dulu.

"Saat ini pekerjaanku sebagai penjual asuransi sungguh jauh dari memuaskan. Target yang diberikan kepadaku hampir tidak pernah terpenuhi. Padahal kepandaianku bergaul masih sama seperti dulu. Apa yang salah pada diriku sekarang? Ketakutan begitu kuat mencekeramku, takut kalah, takut tidak berhasil, aku takut pada ketakutan itu sendiri! Ditolak sekali saja, aku langsung mundur! Tidak ditanggapinya penawaran yang kubuat, aku langsung tersungkur!

Padahal dulu, tidak ada dalam kamusku kata menyerah! Setiap ada kesulitan, aku. selalu berusaha untuk bertanya dan belajar. Begitu pula dengan olahraga yang kugeluti. Aku akan mencari setiap centimeter kesalahanku untuk memperbaiki dan menyempurnakan lompatanku sehingga aku berhasil menciptakan rekor baru. Entah kemana ambisi dan semangat pemenangku yang dulu?

Aku harus bangkit menjadi diriku yang baru dengan semangat yang sama seperti dulu! Jika dulu aku bisa, sekarang pun aku juga bisa!".

Di keheningan malam itu, dalam lantunan doa dan genangan bias air mata, adalah sebuah jiwa yang tersadar, mohon ridho pada illahi dan berkomitmen untuk bangkit dan menjadi jati dirinya dalam mengarungi kehidupan !

Pembaca yang budiman,

Betapa pentingnya spirit! Betapa pentingnya motivasi, tanpa motivasi seakan akan ilmu yang kita miliki tidak berguna.
Begitu kesadaran dan motivasi muncul, semangat juang spontan terbakar siap menghadapi segala kesulitan dan tantangan apapun yang menghadang!
Tidak mundur karena kegagalan sesaat, pantang putus asa sebelum berhasil. Jika manusia telah menemukan arti motivasi dan tau apa yang menjadi kekuatannya, maka hasil sukses luar biasa selalu dapat tercipta! Mari temukan kelebihan diri! Satukan dengan motivasi niscaya apa yang tidak mungkin menjadi mungkin!

Menembus Keterbatasan

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.
Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!"

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.

Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University . Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia .

Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.

Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun.
Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.

Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

BREAK YOUR BORDER . . . . TOUCH THE SKY . . . . !

Semoga dapat memacu kita untuk berkarya dimanapun .......

Albert Zhu
Commercial Team Leader TOP

Rabu, 16 Juli 2008

Terapi Hati


Urusan seonggok darah yang bentuknya tak seberapa besar ini sangatlah urgen plus penting banget untuk disimak. Tapi kenapa? Pasalnya baek dan buruk perbuatan anggota tubuh kita yang laen tergantung pada sehat dan nggaknya.
Yap, hati. Menjadi parameter kebaikan dan kejelekan tindak anggota tubuh manusia. Bahkan, jauh-jauh hari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah memperingatkan kita akan bahaya hati yang sakit.

Memang, hati kita memiliki kondisi dan emosi beragam. Hingga ia berimplikasi kepada keadaan yang bervariasi juga pada empunya dalam sifat , sikap, maupun keadaannya. Ini pula yang disinyalir dalam ayat-ayat Al Qur’an tentang penyakit penjangkit hati. Ada kelalaian, kebutaan, kepalsuan, labilitas, olok-olok, kekarasan, riya’, kemunafikan, dan sederet penyakit lainnya.
Penyakit-penyakit tersebut seringkali menimpa zona dan area penting dalam kehidupan beragama yang menjadi ujian berat ketika menimpa. Dia bisa menjangkiti anak adam dalam hal ibadah, dakwah, ilmu, syahwat, pangkat dan kedudukan, wanita, dan seterusnya. Nah bagi kita yang terjangkit penyakit tersebut kudu dan segera menyembuhkannya. Diantara terapi tersebut adalah:

* Menyempurnakan cinta kepada Allah. Seorang pakar dan ulama Masyhur, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah menyatakan, “Sarana penyembuhan penyakit hati terbesar ialah mengisi hati dengan cinta kepada Allah l. Sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yangberiman lebih cinta kepada Allah.”(Al Baqarah: 165)
* Memurnikan keikhlasan. Ikhlas dalam beramal sangat berbengaruh untuk mendapatkan ketenangan di dalam dada dan kesejukan hati.
* Ittiba yang baik. Artinya kita senantiasa menjadikan panutan kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai uswah dalam segala hal.
* Melazimi dzikrullah. Merupakan sara penting untuk mengambalikan mengembalikan kondisi hati agar kembali sehat dan tenang. Ketahuilah dengan dzikir kepada Allah l. Dengan banyak berdzikir segala kerak di dalam dada akan mencair, dapat mengenyahkan perintang di dalam hati. Adapun jenis dzikir teragung adalah membaca Al Qur’an, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (Muhammad: 24)

Terapi lain. Untuk penyembuhan hati juga bisa di tempuh dengan berbagai terapi seperti; melakukan banyak ketaatan, berdoa, memperdalam ilmu agama.
Itulah bebarapa hal yang terkait dengan fitnah hati dan terapinya. Moga bermanfaat dalam usaha mencapai ridha Ilahi dengan. Amiiin!. (sahibulQolam)

Adapted From: Imtihanul Qalbi, Dr. Nashir bin Sulaiman Al Umar, Darul wathan lin Nasyr, Riyadh 1412 H

Senin, 14 Juli 2008

Selamat Pagi Dunia ......

Selamat Pagi Dunia .....
Seakan-akan kalimat itulah yang ingin disampaikan anak-anak pagi hari ini dengan ceria dan penuh semangat. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, tentunya mereka bersemangat sekali untuk menjalaninya. Tak terkecuali kedua keponakan aku, biasanya mereka baru bangun jam 04.45 tapi pagi ini mereka bangun jam 04.00. Gaduh .... itu yang aku rasakan dirumah saat itu karena mereka sangat sibuk menyiapkan kebutuhan sekolah mereka, aku yang melihatnya saja jadi ikut bingung mau tak mau harus turun tangan juga. Ternyata bukan hanya mereka yang bingung eyang mereka juga bingung dan berharap mereka segera berangkat agar bisa memilik tempat duduk.

Kalau melihat itu semua aku jadi ingat kenanganku saat pertama kali masuk sekolah. Pertama kali masuk, aku diantar oleh ibuku. Rancuh banget waktu itu karena anak seusia kami pada sibuk sendiri tanpa memperhatikan instruksi dari guru, saat diminta masuk ke kelas bersama orangtua kami langsung berlari mencari tempat duduk. Teman pertamaku bernama "SATRIA", dia peranakan Indo-Belanda. Aku masih ingat betul sosok "Satria" waktu itu, rambutnya yg Pirang kecoklatan, kulitnya yang putih, wajahnya yang manis dan anaknya yang gagah, murah senyum serta baik hati membuat aku senang menjadi teman sebangkunya. Tapi kami duduk sebangku hanya 1 minggu karena guruku waktu itu lebih menyukai anak perempuan duduk dengan anak perempuan dan anak laki-laki duduk dengan anak laki-laki. Walaupun begitu kami masih bisa bermain bersama. Satu bulan sebelum THB - Tes Hasil Belajar - cawu tiga kelas dua dia pamit ... dia mau pindah sekolah karena ayahnya ditugaskan ke daerah lain. Sedih .... pasti karena dia salah satu teman baikku.

Kalau menginggat kejadian itu, aku jadi berfikir .... seperti apa sekarang sosok "Satria"ku, apakah dia tetap semanis yang dulu ..... ???
Ya ... sudah lah ....
Kenangan itu akan selalu aku simpan disini .... didalam ingatanku.
Selamat Pagi Dunia ..... ijinkan aku bersinar secerah mentari
Semangat ....... Allahu Akbar ......

Jumat, 04 Juli 2008

Jangan Menangis Sayang .....

Subhanallah .....
Pengalaman yang tak pernah terlupakan adalah saat aku mengasuh keponakanku hingga dia berusia 5 tahun, mengamati perkembangannya laksana seorang ummi mengasuh anaknya. Larasati Nancy Cassya nama keponakanku dan aku lebih suka memanggilnya "Cia". Lima tahun mengasuh dia bukanlah waktu yang mudah, aku banyak belajar dari dia. Tau rasanya bangun malam karena harus bikin susu buat dia, harus menggendong dia seharian karena sakit dan rewel, harus menemaninya bermain, harus memahami keinginan dia, mengajarkan hal-hal yang baru untuk menunjang perkembangan kepribadian dia dan masih banyak lagi.

Walaupun aku bertambah sibuk dengan kehadiran dia tapi aku tak merasa lelah karena setiap kali aku liat senyumnya e ..... capekku jadi hilang deh. Senyum tulusnya membuat aku terus bersemangat dan berusaha memberikan yang terbaik untuk dia. Suatu hari .... saat aku menemaninya bermain tiba-tiba dia melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat aku terkejut " Tante..... klo tante nikah, tante ikut suami tante ya ...?
Sambil tersenyum aku menjawab " Iya sayang, kalau tante sudah menikah harus ikut suami tante. Cia kenapa kok tiba-tiba tanya itu ?"
Tiba - tiba dia lari ke kamar dan menangis, aku langsung mengejar dia ke kamar. Aku melihat dia menangis sambil memeluk guling kesayangannya, aku dekati dia, aku belai dia dan aku mulai membuka pembicaraan "Sayang .. kenapa menangis ?" kemudian dia mulai berani menatap aku dan berkata " Kalau tante menikah dan pergi dari sini terus cia sama siapa ?"
Aku langsung memeluknya, mencoba menenangkannya sambil berkata "Cia sayang, kalaupun tante harus pergi kan cia masih punya om dan tante yang lain jadi cia nggak perlu sedih dan takut kesepian. Tante juga akan sering-sering njenguk cia, kan tante sayang sama cia"
Setelah aku memberi dia pengertian, barulah dia bisa tenang dan bisa tidur dengan nyenyak.

Subhanallah .... aku memiliki arti dalam dirinya hingga membuat aku meneteskan air mata. Dia sudah begitu banyak memberi aku pelajaran berharga dan aku juga mendapatkan CINTAnya
Ya Allah ... sayangi dia dan bimbinglah dia menuju jalan-Mu. Kalaupun aku tak mampu mendampinginya hingga dewasa, kelilingi dia dengan orang-orang yang bisa membuat dia selalu dekat pada-Mu. Semoga ... semoga .... dan semoga .... Amien.

Kamis, 19 Juni 2008

Kenangan Kami ........

Alhamdulillah ya Allah .....
Engkau masih memberi kami kemudahan untuk berkumpul bersama saudaraku, karena saat itu adalah saat yang sangat indah bagi kami. Kami bisa bercerita tentang masa kecil kami tanpa bosan walaupun berulang-ulang. Aku masih ingat awal pertama kali aku mendengar kalimat "Surga dan Neraka", saat itu terjadi keributan antara aku dan kakak perempuanku

Waktu itu .... usiaku kira-kira 3 tahun, aku sering meminta uang ke ibu sebelum beliau berangkat mengajar. Uang yg aku minta tdk banyak cuma Rp 25 dan lucunya ..... klo aku diberi uang Rp 50 aku langsung menolak karena aku maunya uang Rp 25 :) . Uang yang aku terima dari ibu tak pernah aku buat jajan dan selalu aku simpan dalam sebuah amplop kecil. Jika aku merasa uang yang aku kumpulkan sudah banyak maka akan aku kembalikan uang itu ke ibu " bu ... ini uangku sudah banyak, ini buat ibu ..." ibu selalu tersenyum jika melihat hal itu. Aku tak pernah tau pola pikirku waktu itu, aku melakukan apa yang ingin aku lakukan.

Suatu hari .... kakakku memergoki aku menyimpan uang itu di amplop dan dia memaksa aku untuk memberi dia uang buat jajan. Awalnya aku kasih dia Rp 25 tapi dia kurang puas dan berkata "Pokoknya besok aku minta Rp 50 ....". Mendengar ancaman itu, aku berfikir "Kalau uangku diambil Rp 50 lagi tinggal sedikit dunk .... ah ... lebih baik aku berikan uang ini ke ibu sekarang " dan aku langsung menyerahkan uang itu ke Ibu. Ibu juga heran, karena aku selalu memberi beliau uang 2 kali dalam 1 bulan tapi sekarang baru 1 minggu kok sudah diberikan ... dan aku nggak mau diberi uang jajan lagi.

Keesokan harinya kakak aku ingin membeli mainan - bongkar pasang - dan dia bergegas menemui aku untuk meminta uang. Waktu itu aku bilang saja " Aku nggak punya uang mbak, uang aku sudah aku kasihkan ke ibu" dia tetap nggak percaya dan bilang klo aku bohong, na ..... saat itu kedua kakak laki-laki aku datang dan mendengar pertengkaran kami salah satu dari mereka langsung menggendongku, mereka mencoba melerai pertengkaran kami.

"Ada apa ini, kok berantem ...?" aku langsung menceritakan kejadiannya dan kakak perempuanku yang merasa dikeroyok langsung menangis sambil berteriak " Elly bohoo...ong, katanya mo ngasih aku uang Rp 50 klo nggak dikasih pokoknya masuk Neraka ....."
Na .... itulah awal aku mendengar istilah NerAka
Kedua kakak laki-lakiku langsung membela aku dan mengatakan bahwa aku masih kecil dan belum tau Surga dan Neraka, setelah itu ...... aku langsung berlalu bersama kedua kakak laki-lakiku.

Saat kami kembali mengingat kejadian itu, kami tertawa seakan-akan kami bisa melihat kejadian itu kembali. Ya Allah .... terima kasih atas semua kenangan ini, jagalah kami agar bisa selalu tersenyum dan bersyukur dengan apa yang kami miliki (Amien).

Jumat, 06 Juni 2008

Rahasia Sholat 5 Waktu

Ali bin Abi Talib r.a. berkata, "Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, 'Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S. yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.'

Lalu Rasullullah SAW bersabda, 'Silahkan bertanya.'

Berkata orang Yahudi, 'Coba terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.'

Sabda Rasullullah saw, 'Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Shalat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap mukmin yang bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.'

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah saw, lalu mereka berkata, 'Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan diperoleh oleh orang yang shalat.'

Rasullullah SAW bersabda, 'Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.'

Sabda Rasullullah saw lagi, 'Manakala shalat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.'

Selepas itu Rasullullah saw membaca ayat yang bermaksud, 'Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan.'

Sabda Rasullullah saw, 'Shalat Isya’ (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.'

Sabda Rasullullah saw seterusnya, 'Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah S.W.T dua kebebasan yaitu:
1. Dibebaskan daripada api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada Rasullullah saw, maka mereka berkata, 'Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (saw). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah S.W.T mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?'

Sabda Rasullullah saw, 'Ketika Nabi Adam memakan buah pohon khuldi yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam a.s. selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T mewajibkan ke atas keturunan Adam a.s. berlapar selama 30 hari.

Sementara diizin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T kepada makhluk-Nya.'

Kata orang Yahudi lagi, 'Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala yang diperolehi daripada berpuasa itu.'

Sabda Rasullullah saw, 'Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah S.W.T, dia akan diberikan oleh Allah S.W.T 7 perkara:


1. Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh daripada makanan yang haram).
2. Rahmat Allah sentiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan daripada merasa lapar dan dahaga.
5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T pada hari Kiamat untuk menyeberang Titian Sirath.
7. Allah S.W.T akan memberinya kemudian di syurga.'

Kata orang Yahudi, 'Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu di antara semua para nabi.'

Sabda Rasullullah saw, 'Seorang nabi menggunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat kepada umat saya di hari kiamat).'

Kata orang Yahudi, 'Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan engkau utusan Allah).'

Sedikit peringatan untuk kita semua: "Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Surah Al-Baqarah: ayat 155)

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." (Surah Al-Baqarah: ayat 286)

(Sumber : Edi S. Kurniawan, Muhammad Haryadi, e-mail : Riyadi_albatawy@yahoo.co.id)

Jumat, 09 Mei 2008

Andai aku Bisa .....

Usianya yang sudah setengah abad lebih dan panasnya terik matahari yang menyengat tak menyurutkan semangat untuk mencari rezki ditumpukan sampah. Senyumnya terus saja mengembang walaupun dalam kesusahan, Ikhlas menerima semuanya adalah Tauladan yg aku ambil dari beliau. Sesekali aku melihatnya di kejauhan kemudian aku hampiri "Mak .... lagi ngapain ? " sambil duduk disebelahnya " Biasa .. nglumpukno kerdus ambek plastik, lumayan mbak ".
"Mak kok pucet, sakit ? ora ... ake pikiran mbak. Mikir apa to mak ? budi -cucunya- obate wes entek, ngelu aku mbak. Memangnya obat apa mak yang harus dibeli ? biasa mbak, obat sesek. Berapa harganya mak ? 10.000,- . Itu resep dari dokter ? ora mbak, tak tukokke obat asma wae. Kardus sama plastik ini dijual berapa mak ? nek kerdus sak kilo ne 2500, lha nek plastik yo sak karepe seng tuku mbak. O ... lho .... mak kok nggak pake sandal sich, nanti kena beling lho ? wes biasa mbak". Sambil tersenyum kemudian beliau kembali ke timbunan sampah.

Dijaman yang seperti ini uang 10.000 sudah membuat beliau bingung, aku mencoba membandingkan dengan keluargaku .... uang jajan keponakan aku yang masih SD saja 10.000 untuk 5 hari, jatah makan siang aku untuk 2 hari juga 10.000.
Setiap kali aku tanya beliau kenapa tidak minta bantuan ke anaknya saja jika beliau mengalami kesulitan, beliau selalu menjawab "ngesakno mbak, wong podo susahe".
Jadi inget guyonan teman-teman " Sesama orang susah dilarang membebani ".
Ya Allah .... inilah sebuah keadilan yang harus terus aku pelajari dan pahami.

Dalam benakku begitu banyak kata andai.
Andai aku menjadi beliau, sanggupkah aku menerima semua ini dengan ikhlas ......?
Andai aku menjadi beliau, bisakah aku tetap tegar dan tersenyum ....?
Andai aku menjadi beliau, bisakah aku bersabar ...?
Andai ..... andai ..... dan andai .....

Ya Allah .... seandainya Engkau masih memberi aku kemampuan untuk membantu mereka, ijinkan aku untuk terus menjadi hamba-Mu yang bersyukur
Ya Allah .... seandainya Engkau masih memberi aku hati yang sama, ijinkan aku untuk terus menjaganya
Ya Allah .... seandainya Engkau masih memberi aku kemampuan untuk mengenal mereka lebih dekat, ijinkan aku untuk terus bersemangat mendengarkan permasalahan mereka dan menghibur mereka
Ya Allah .... begitu banyak kata andai dalam benakku, hanya Engkau yang mampu menjawabnya
Amin, semoga .... semoga ...... dan semoga .....

Jumat, 25 April 2008

Kerinduan Pada Sang Kekasih

Sepinya malam kian mencekam
Angin menari bak tusuk tulang
Nadi berdesir menembus relung hati
Di tengah kebisingan ku panggil nama-Nya
Ya Habibi ...
Ya Robbal alamin

Tangis berderai ditengah kerinduan
Resah nan desah nafas tak kuasa ku tahan
Intensi hati dalam keluh sanubari nan terhenti
Oh .. aku tau Kau melihatku .....
Pancaran sinar keagungan-Mu tak mampu kujangkau
Rasio pribadiku tak mampu menembus-Mu

Allahu Akbar .....
Allahu Akbar .....
Dalam hening Kau kurindu
Asosiasi rasa baur dalam kerinduan
Naluriku membisik, Kau ada didekatku
Aku serahkan hidup dan matiku pada-Mu
Padaku Engkau tentukan waktu

Untuk dapat kita bertemu
Tiap hari lima kali bersua
Refuktif Rahmat dan Rahim adalah milik-Mu
Argument antagonisme tak mampu kulakukan
Karena Engkaulah kekasihku
Engkaulah yang kurindu

Luapan segala rasa hanya untuk-Mu
Agitasi dengan-Mu adalah idealku
Hasrat hati tiada pernah kupungkiri
Ingkar diri tiada kuasa dalam realita
Ritme kerinduan mengalun memecah heningnya malam
Alunan suara hati tak tertahankan
Nurani hati, keluhan pasti

Berkumandang panggilan suci menggelegar
Esa adalah sifat kekasihku
Sulit tergapai oleh tangan efektual sekalipun
Uluran belas kasih kuharapkan dari-Nya
Kekasihku nan kekal abadi
Illahirobbi ......
Dialah kekasih hati



Nb : Dikutib dr sebuah majalah islam

Dibawa Tabir Kasih-Mu

Dipintu-Mu aku mengetuk
Inginkan ketegaran hati
Demi sebuah perjalanan hidup yang harus aku jalani

Ditabir kasih-Mu aku bersimpuh
Harapkan cahaya dan kasih-Mu
Harapkan keyakinan dari kebenaran-Mu
Untuk sebuah hati yang mulai goyah
Terseret benci dan dendam

Kepada-Mu aku kembali
Mencari makna dari belaian kasih-Mu
Yang terasa berat aku jalani
Terasa sakit bagi hati
Bebani jiwa yang terhempas oleh bias kehidupan

Ditabir kasih-Mu aku berdiri
Coba singkap tirai kasih yang Engkau beri
Caba resapi damainya hati
Dari semua anugerah Illahi

Ditabir kasih-Mu aku berjalan
Dalam kasih-Mu aku mencari
Sebuah hidup yang samar bagi diri



Nb : Ini adalah sebuah puisi yang menguatkan aku untuk mengambil keputusan besar itu.

Jumat, 18 April 2008

Awal Perjalananku

Siang itu .....
Dadaku terasa sesak saat temanku -Purwowati- mengatakan bahwa rok abu-abu yang dia miliki terlalu kecil sehingga lekuk tubuhnya terlihat. Aku mencoba mencari di almari UKKI SMUNITA, apakah ada rok yang cocok buat dia dan ternyata ..... semuanya habis tak tersisa. Aku terdiam didepan masjid sekolahku sambil memutar otak ... aha ... tiba-tiba mataku tertuju ke topi yang dikenakan ketua UKKI - Wahib namanya- tanpa ba..bi...bu... aku langsung menghampiri wahib dan minta ijin untuk meminjamnya barang sebentar. Mungkin kalian sudah tau apa yang akan aku lakukan saat itu.

Yup .... layaknya orang yang minta sumbangan aku menghampiri tiap anak yang ada dimasjid, kakak kelasku yang mulai berhamburan keluar untuk istirahat tak luput dari incaranku, "Sumbangan-sumbangan, InsyaAllah akan mendapat pahala jika ikhlas - jika ikhlas lho - ". Ada beberapa guru yang aku todong dan alhamdulillah mereka semua mau membantu. Saat itu dana yang terkumpul didalam topi itu mencapai 8.500 sedangkan harga roknya 12.000, diakhir pengumpulan dana tersebut ada seorang kakak kelas yang bernama "ROSIDA" menghampiriku, dia mau menggenapi dana tersebut hingga mencapai 12.000 - Alhamdulillah- .

Aku berlari ke masjid untuk meminta Widya agar berkenan membelikan rok buat Purwowati sekaligus mengembalikan topi yang aku pinjam ke Wahib. Setelah aku mengembalikan topi itu baru Wahib berkata "kamu nggak malu el ...?" aku hanya terdiam, seandainya dia tau kalau aku sangat malu tapi aku lebih malu lagi jika aku tidak melakukan apa-apa untuk temanku dan membiarkan dia mengenakan rok yang "seksi" itu.

Keesokan harinya aku sengaja datang lebih awal agar bisa mengajak Purwowati mencoba rok yang kami beli. Ternyata .... purwowati sudah mengenakan rok baru, katanya itu dari kakak kelas kami yang sudah keluar dari SMA. Ya Allah ... aku terlambat .... Aku kalah cepat dalam mengejar pahala dari-Mu ....
Langkahku sedikit melemah karena harus kembali membawa rok itu ke almari UKKI, ternyata disana aku bertemu dengan Mbak Rosida. "Kenapa dikembalikan ke almari dek ? apa nggak jadi diberikan ? aku hanya mengangguk. Tiba-tiba mbak rosida memegang tanganku sambil berkata " Dek, bukannya kamu juga ingin mengenakan jilbab ? Akan lebih baik jika adek simpan saja rok ini buat adek kalau dah siap mengenakan jilbab ? aku jadi tertegun mendengar apa yang dikatakan mbak Rosida. "Aku malu mbak, masak aku yang minta sumbangan e... roknya buat aku juga ..." sambil tersenyum mbak rosida berkata " bukankah teman kalian ikhlas jika dana tersebut dipergunakan untuk kebaikan ? siapapun yang menerima rok ini InsyaAllah tidak menjadi masalah " Lalu mbak rosida mengambil kembali rok yang aku simpan di almari UKKI dan diberikannya kepadaku. "Ya Allah ... apa ini sudah menjadi jalan-Mu ? setelah mengucapkan terima kasih aku langsung kembali ke kelas sambil membawa rok tersebut.

Sesampainya dirumah aku kembali memandangi rok dan kemeja putih yang aku punya saat itu, dalam hatiku berkata " kapan ya aku bisa mengenakan jilbab seperti muslimah yang lain ?" aduh .. aku lupa, ada PR yang belum aku selesaikan" bergegas aku masukkan kembali rok itu kedalam almari pakaianku.

Hari itu hari minggu, aku kembali memandang rok itu tiba-tiba timbul keinginan untuk silaturrahim ke saudaraku "Mbak Lina". Sesampai dirumah mbak Lina aku menyampaikan kegundahanku, beliau sangat mendukung dan hanya bisa memberi aku 1 jilbab putih - itu adalah jilbab pertamaku -. Dalam perjalanan pulang aku terus berfikir kapan kira-kira aku akan mulai mengenakan jilbab, Bismillah .... Insya Allah besok aku akan mengenakannya.

Pagi itu aku cukup gelisah, karena keinginanku untuk mengenakan jilbab sudah tak tertahankan lagi. Orangtua aku sejak awal tidak mengijinkan aku untuk mengenakan jilbab tapi aku harus memilih .....
Saat ayah berangkat kerja dan ibu berada di dalam kamar mandi, saat itulah waktu yang tepat untuk berangkat ke sekolah dengan atribut muslimahku. Teman-teman sangat senang dengan perubahanku dan aku sangat bahagia tapi tetap saja aku gelisah.... nanti klo pulang gimana ? ketahuan nggak ya ...?

Bel pulang berbunyi, aku jadi tambah gelisah. Banyak sekali andai-andai di dalam otakku (andai ketahuan gimana, andai ..... andai ..... dan andai .... )
Aah ...... aku jadi penat .....
Bismillah .... aku yakin Allah menjagaku ....
Sesampainya di halaman rumah aku langsung lewat pintu belakang, disana aku langsung masuk kamar mandi untuk berganti pakaian, Alhamdulillah .... aku bisa melaluinya. Hari kamis sore aku kembali gelisah bagaiman tidak ... aku tak punya seragam pramuka sama sekali ( mungkin ini yang disebut "NeKat") nggak lucu ya ... klo senin sampai kamis pake jilbab trus ... jum'at kembali mengenakan pakaian lengan pendek. Aku langsung meminta kakakku untuk mengantarkan aku ke rumah Dwi hanya sekedar untuk meminjam pakaian pramuka karena dia sudah mengenakan jilbab sejak kecil, na ... disitulah aku mulai ketahuan. Orangtuaku habis-habisan memarahi aku dan aku hanya bisa diam, selama dua bulan lebih orangtuaku bersikap sinis kepadaku karena keputusanku dan aku tetap bertahan.

Jum'at pagi aku berangkat dengan rok sepanjang mata kaki dan agak sempit. Atribut Pramuka tak terpasang di bajuku - maklum ... baju pinjaman - tapi hal tersebut tidak membuatku harus push up - Alhamdulillah -
Hari ini hari ke-2 aku mengenakan baju pinjaman ini, setelah sholat dhuha tiba-tiba wahib menghampiriku dengan membawa bungkusan. Allah .... wahib membawa baju pramuka yang sesuai dengan ukuranku dan tidak sempit, dia bilang klo ini adalah baju pramuka milik kakaknya. Aku tak tau apa yang disampaikan wahib sehingga kakaknya mau memberikan baju itu ke aku tapi, terlepas dari semua itu aku sangat bersyukur dan berterima kasih.

Terima kasih Allah atas cinta yang Engkau beri

Materi II Bahasa Arab


اِسْم عَلَمُ

ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)

Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim 'Alam (nama), bacalah dengan suara nyaring dan jelas satu persatu:

مُحَمَّد - آدَم - إِدْرِيْس - نُوْح - إِبْرَاهِيْم - إِسْمَاعِيْل - إِسْحَاق - يَعْقُوْب - يُوْسُف - مُوْسَى - سُلَيْمَان - يُوْنُس - عِيْسَى - مَرْيَم - خَدِيْجَة - عَائِشَة - فَاطِمَة - عُمَر - عُثْمَان - جِبْرِيْل - مِيْكَال - لُقْمَان - زَيْد - فِرْعَوْن - قَارُوْن - إِبْلِيْس - عِفْرِيْت - مَكَّة - مَدِيْنَة

Cari dan tuliskanlah Isim-isim Alam yang lain yang anda temukan dan ketahui!


مُذَكَّر - مُؤَنَّث

MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)

Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).

Contoh Isim Mudzakkar

Contoh Isim Muannats

عِيْسَى

(= 'Isa)

مَرْيَم

(= Maryam)

اِبْنٌ

(= putera)

بِنْتٌ

(= puteri)

بَقَرٌ

(= sapi jantan)

بَقَرَةٌ

(= sapi betina)

بَحْرٌ

(= laut)

رِيْحٌ

(= angin)


















Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah ( ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah)
b) Alif Maqshurah ( ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan)
c) Alif Mamdudah ( اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'), سَمْرَاء (=pirang)

Namun adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas.
Misalnya: رِيْحٌ (= angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (= matahari)

Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.
Contoh: حَمْزَة (= Hamzah), طَلْحَة (= Thalhah), مُعَاوِيَة (= Muawiyah)

Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal kosakata yang baru anda temukan!

مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع

MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK

Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:

1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.

Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:

Mufrad

Tarjamah

Mutsanna

Tarjamah

رَجُلٌ

= seorang laki-laki

رَجُلاَنِ

= dua orang laki-laki

جَنَّةٌ

= sebuah kebun

جَنَّتَانِ

= dua buah kebun

مُسْلِمٌ

= seorang muslim

مُسْلِمَانِ

= dua orang muslim

مُسْلِمَةٌ

= seorang muslimah

مُسْلِمَتَانِ

= dua orang muslimah

Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:

1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:

Mufrad

Tarjamah

Jamak

Tarjamah

اِبْنٌ

= seorang putera

بَنُوْنَ

= putera-putera

بِنْتٌ

= seorang puteri

بَنَاتٌ

= puteri-puteri

مُسْلِمٌ

= seorang muslim

مُسْلِمُوْنَ

= muslim-muslim

مُسْلِمَةٌ

= seorang muslimah

مُسْلِمَاتٌ

= muslimah-muslimah

2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan:

Mufrad

Tarjamah

Jamak

Tarjamah

رَسُوْلٌ

= seorang rasul

رُسُلٌ

= rasul-rasul

عَالِمٌ

= seorang alim

عُلَمَاءُ

= orang-orang alim

رَجُلٌ

= seorang laki-laki

رِجَالٌ

= para laki-laki

اِمْرَأَةٌ

= seorang perempuan

نِسَاءٌ

= perempuan-perempuan

Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!

Selamat Belajar ...

Kamis, 17 April 2008

Bejalar Bahasa Arab


أَقْسَامُ الْكَلِمَةُ
PEMBAGIAN KATA

Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:

1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".

Contoh: م - س - ج - د

2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".

Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid)

3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat".

Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)

Dalam tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:

1. ISIM ( اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)

2. FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)

3. HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)

Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian.

Terima Kasih Kesalahan

Membaca judul di atas, dapat diperkirakan akan membuat kening anda berkerut selaras diikuti dengan pertanyaan, “Apa maksudnya penulis membuat judul demikian? Ya, judul di atas memang demikian. Tidak salah. Alasannya, bahwa banyak peristiwa yang terjadi pada diri kita berasal dari kesalahan namun bisa membuat kita bahagia pada akhirnya. Artinya, kesalahan bisa berubah menjadi kunci untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan. Contoh yang paling ramah dalam kehidupan kita, yaitu saat pertama kali belajar jalan. Nyaris tidak ada seorang pun manusia saat pertama kali berjalan tidak terjatuh dan tidak melakukan kesalahan. Karena kesalahan tersebut membuat ia terus berusaha untuk tidak salah, dan akhirnya dapat berjalan dengan baik.

Tapi, acapkali paradigma kita mengklaim bahwa salah selalu berkonotasi negatif dan layak mendapatkan hukuman. Alasannya, hanya karena kita selalu menilai secara langsung terhadap hasil yang dicapai dan berpegang pada sifat manusia yang ingin sempurna. Padahal, sejarah membuktikan bahwa manusia ada di bumi ini juga disebabkan kesalahan. Benar, kisah nabi Adam dan buah khuldi adalah sejarahnya. Hanya gara-gara terbujuk rayun iblis untuk memakan buah khuldi, membuat Nabi Adam dan Siti Hawa terusir dari surga. Ini kesalahan, bukan? Tapi, kesalahan inilah yang menyebabkan nabi Adam berusaha memohon ampunan Allah. Skenario Allah pun menunjukkan bahwa Allah Maha Pengampun dan Adam as. berhasil meraih “kesuksesan” ampunan Allah setelah melakukan kesalahan dan terus bertobat. Jadi, tidak benar bahwa salah itu selalu berkonatasi negatif dan seakan-akan tidak dapat berubah. Bukankah memang kodrat manusia menjadi tempat salah dan lupa (mahalul khata’ wa nisyan)?

Memahami Defenisi Salah

Andaikan belum bisa merubah paradigma bahwa salah tidak statis berkonotasi negatif. Alangkah baiknya jika segera memahami defenisi salah. Menurut Daryanto S.S. salah adalah lawan dari benar (1997). Jadi, salah bukan berarti tidak dapat berubah menjadi benar. Salah bisa berubah menjadi benar, jika terus berusaha merubahnya diiringi dengan mangasah kemampuan untuk bisa menjadi benar. Andaikan salah tetap dinilai dengan konotasi negatif dan tidak dapat ‘disulap’ menjadi benar, akan lahir sifat hipokrit dimuka bumi ini. Yaitu, sifat bermuka dua: sering melakukan kesalahan sembunyi-sembunyi dan tidak mau mengakuinya di depan publik. Inikan sangat berbahaya, bukan?

Sekali lagi, kesalahan dapat ‘disulap’ menjadi kesuksesan atau keberhasilan. Bahkan begitu banyak bukti sejarah menjelaskannya. Misalnya saja kesalahan Gutenberg, penemu mesin cetak. Andaikan Gutenberg tidak melakukan kesalahan saat itu, mungkin saat ini kita akan cukup kelelahan jika ingin membuat selebaran atau mencetak buku. Pada mulanya, orang-orang mencetak lembaran tulisan dengan diukir pada sebuah papan kayu. Yaitu, huruf-huruf diukir dengan terbalik, lalu diolesi tinta. Setelah tinta rata pada permukaannya, papan itu ditekankan pada lembaran-lembaran kertas. Suatu ketika, Gutenberg mengukir sebuah balok kayu dengan serius. Ia hanya perlu mengukirkan beberapa huruf lagi sebelum menyelesaikan ukiran untuk satu halaman. Ternyata, ada satu huruf yang salah. Ghalibnya, kesalahan satu huruf mengharuskan untuk mengulang ukiran dari awal pada sebuah kayu yang baru. Tapi, Gutenberg mencoba berpikir untuk mencari jalan lain yang mungkin lebih ringan. Ia mencoba mencungkil huruf yang salah dan menggantikannya dengan huruf yang benar, yang ia buat pada sebuah keping kayu kecil. Gara-gara keping kayu kecil itu ia akhirnya mempunyai ide untuk membuat lembaran tulisan tidak perlu lagi mengukir tulisan pada balok kayu baru, tapi ia tinggal menggabungkan keping-keping huruf dan mencopotnya kembali ketika selesai mencetak. Dengan kemajuan jaman, akhirnya berubah dari keping kayu menjadi keping logam, hingga akhirnya tercipta mesin linotype.

Langkah “Menyulap” Kesalahan

Lantas, langkah apa saja yang harus dilakukan setelah kita melakukan kesalahan? Hanya tiga langkah yang segara kita lakukan agar dapat menulap kesalahan dan segera mendapatkan kesuksesan. Pertama, Akui kesalahan. Mengakui kesalahan merupakan bukti bahwa ada potensi untuk tidak melakukan lagi. Potensi ini cukup prima untuk mengarahkan diri menjadi manusia sukses. Lihat Thomas Alfa Edison.1.500 kali ia melakukan kesalahan hingga akhirnya menemukan bola lampu. Dengan berkali-kali salah, ia memiliki potensi untuk tidak salah ditempat yang sama dan selalu menjadikan tempat kesalahan itu sebagai jembatan untuk menemukan bahan yang pas untuk menghasilkan sebuah lampu. Kedua, maafkan kesalahan. Artinya, jika kesalahan terjadi, segara memaafkan. Tidak perlu menjadi rakyat Jepang, saat salah langsung menghukum diri dengan menghilangkan nyawa. Allah saja Maha Pemaaf, kenapa kita tidak? Perhatikan kembali bagaimana Nabi Adam As diberi kemaafan oleh Allah akibat kesalahannya. Setelah itu, tidak sedikit pun Nabi Adam melakukan kesalahan. Karena Ia tahu bahwa kesalahan yang lalu telah membuat dirinya tersiksa. Dan setelah mendapatkan ‘kesuksesan’ maaf ia tidak menyalahkan dirinya terus menerus tapi semangat untuk terus menjaga dirinya untuk tidak salah lagi. Dengan kata lain, nabi Adam as. juga memaafkan dirinya sendiri. Ketiga, install ulang diri kita. Meminjam istilah Rheinal Kasali dalam bukunya yang berjudul ”Change”, “Sejauh apapun kamu melangkah, berbaliklah!”. Menarik, bukan! Hidup ini bukan seperti main catur. Setelah melangkah tidak boleh mengulanginya lagi. Dalam hidup ini cukup banyak fasilitas yang bisa membuat hidup dapat bahagia dan sukses. Cari dan install diri untuk mendapatkan fasilitas itu. Masih segar dalam ingatan kita petinju yang bernama Muhammad Ali. Sebelum Islam, ia terkenal sebagai orang yang arogan. Setiap kali dapat menumbangkan lawannya, ia selalu berteriak, “Akulah yang Agung!” Ia selalu menjelma menjadi manusia angkuh. Setelah masuk Islam, ia berubah 180 derejat. Ia segera menginstall dirinya dengan ‘program-program’ yang ada dalam Islam. Ia rubah sikap arogannya menjadi sikap rendah hati. Ia selalu abdikan dirinya untuk kesejahteraan manusia. Ia sumbangkan kekayaannya untuk membantu orang-orang yang menderita.

Karena itu, ayo kembali semangat hidup. Jangan terus menyesali kesalahan yang terjadi dan jangan nilai salah dengan paradigma yang semu. Salah bisa ‘disulap’ menjadi kesuksesan. Kesalahan bukan ditempat yang sama bukanlah kegagalan, tapi hanya langkah untuk meraih ‘bahan’ kesuksesan. Don’t judge the book from its cover.

Oleh : H. Rahmat Hidayat Nasution, Lc


Selasa, 15 April 2008

Anugerah terindah itu


Alhamdulillah Allah memberi aku anugerah indah itu, aku diberi kenangan mas kecil yang sangat indah. Saat usiaku 3 tahun harusnya aku hanya berfikir tentang bermain, bermain dan bermain tapi kenyataannya aku lebih dewasa dibanding teman sebayaku. Aku sangat tertarik dengan ilmu agama sejak kecil, aku sering sembunyi di kolong tempat tidur hanya sekedar mendengarkan bacaan sholat ayah dan nenekku. Terkadang aku mengintip ayahku yg sholat hanya sekedar menghitung jumlah raka'at nya. Saat itu aku malu bertanya ke ayahku dan hanya nenekku tempat aku bertanya. Aku diajarkan bacaan sholat dan gerakannya, doa sehari-hari dan selalu mendapat dongeng sebelum tidur tentang paman dan anak nenek yg tergolong santri.

Kedekatanku dengan nenek membuat aku semakin tertarik akan ISLAM, walaupun aku masih kecil tapi dalam benakku sudah banyak sekali pertayaan yg timbul tentang Islam. Nenekku sering tersenyum mendengar celotehanku saat aku bertanya kenapa orang Islam harus sholat, kenapa harus berwudhu dulu sebelum sholat, kenapa begini .... dan kenapa begitu ....
Dengan sabar nenekku menjelaskan semuanya dan selalu mengajakku melakukan ritual agama secara bersama-sama mulai dari sholat, hafalan surat pendek dan hafalan doa keseharian.

Aku masih ingat sholat pertama yang aku lakukan sendiri, saat itu usiaku 4 tahun. Setelah sholat maghrib aku langsung menangis sejadi-jadinya, seisi rumah langsung menghampiriku ... duh malunya aku karena tidak bisa melepas mukena terusan yg aku pakai. Saat itu aku merasa diriku terperangkap didalam mukena berputar-putar dan aku takut sekali. Setelah kejadian itu aku tak mau lagi sholat sendiri - takut nggak bisa keluar dari lilitan mukena :) -

Ibu melihat ketertarikanku akan Islam sehingga memanggilkan kami guru ngaji privat. Kami semua sangat senang karena bisa belajar bersama. "Mina" nama guru ngajiku, beliau tinggal tidak jauh dari rumahku. Keseharian beliau selain mengajar ngaji juga jualan Soto Ayam, tak lama setelah itu beliau menikah dan harus ikut suaminya ke Tuban. Kami cukup kehilangan sampai akhirnya ibu mendaftarkan kami belajar mengaji di UNSURI. Disana aku termasuk murid termuda karena yg belajar disana ibu-ibu dan bapak-bapak. Aku sering merajuk ke guruku lantaran ingin minta tambahan waktu buat membaca Qur'an, hal itulah yang membuat teman-temanku semakin GeMes denganku.

Saat penerimaan Raport semesteran di UNSURI aku cukup gelisah karena selama ini aku jarang belajar tapi ternyata nilaiku A semua dan aku mendapatkan peringkat 1. Heran campur binggung saat diumumkan didepan kelas, aku berjalan kedepan kelas untuk mengambil raportku ternyata ..... "tidak semudah itu" jawab guruku sambil tersenyum aku tambah bingung, aku diminta untuk memberikan sepatah dua patah kata atas prestasiku, na ... lho .... aku jadi tambah malu. Karena prestasiku itu aku langsung naik dua tingkat sehingga kelas kami mulai berbeda untuk semester berikutnya. Tak henti-hentinya aku bersyukur atas semua itu, ternyata usia tidak membatasi kita untuk belajar.

Nenek ..... Ibu ... terima kasih atas bantuanmu dalam mengarahkan aku. Aku tau, walaupun kalian tak pandai dalam ilmu agama tapi kalian ingin kami mengerti tentang Islam. Kalian berdua adalah anugerah terindah dari-Nya untukku. I love U mbah .... I love U Ibu ......