Panorama Negeriku

Panorama Negeriku
My country Indonesia

Senin, 20 Oktober 2008

Perpisahan yang Membahagiakan

Alhamdulillah
Akhirnya sahabatku "Yusnita Widi Astuti" menikah pada tanggal 19 Oktober 2008. Prosesi pernikahan dimulai dari pukul 09.20 - 09.55 dengan sangat lancar. Aku heran melihat sahabatku yang satu ini, dalam menghadapi detik-detik pernikahannya dia tampak tidak gugup sama sekali, bahkan malam hari menjelang akadnya dia bisa tidur dengan pulas.

Pagi itu, aku merasakan sebuah ketegangan. Sebagai seorang sahabat aku sangat senang bisa menemani dia melangkah ke lembaran hidup yang baru bersama pasangannya tapi disisi lain ada kesedihan dalam diri ini - takut tak mampu menjaga komunikasi, takut kehilangan sahabat, takut kehilangan perhatiannya, ah .... sebuah ketakutan yg tak beralasan-

Dimalam setelah ijab kabul dibacakan, yusnita masih merengek minta ditemani tidur olehku. Nggak bisa dibayangin, status dia sebagai seorang istri harusnya berada di samping suami e... ini malah minta ditemenin sahabatnya. Aku paham betul kenapa dia begitu manja kepadaku saat itu
karena dia merasa bahwa sebentar lagi kami akan berada di pulau yg berbeda dlm jangka waktu yg lama. Selama ini kami sudah melalui begitu banyak kisah bersama dari suka maupun duka kami selalu menangis dan tertawa bersama.


Aku sadar bahwa tiap sahabat yang aku miliki mempunyai keunikan masing-masing dan dia salah satunya. Dalam belajar memahami dia aku harus banyak tau tentang dia dan keluarganya, hal ini aku lakukan agar aku memiliki kekuatan lebih untuk memahami Nita. Ternyata pengorbananku untuk belajar memahami dia selama 11 tahun ini tak pernah sia-sia, banyak teman kami yang heran melihat hubunga kami - ya .... sebagai sahabat kami termasuk awet - walaupun perselisihan pendapat juga terjadi dalam persahabatan kami.

Kami berdua pernah membuat sebuah kesepakatan, jika salah satu dari kami menikah harus ditemani sampai acara selesai. Jadi ... klo nantinya aku menikah hukumnya wajib bagi yusnita untuk datang jika suaminya mengijinkan. Dalam keluargaku Yusnita bukanlah sosok yang asing begitu juga sebaliknya sehingga tak sulit bagi kami mendapatkan ijin untuk pergi bersama. Sudah begitu banyak hal yang sudah kami lalui bersama dan seakan itu akan menjadi kenangan tersendiri bagi kami dan akan menjadi sebuah cerita bagi anak cucu kami nantinya. Selamat menempuh hidup baru saudaraku .... Aku turut berbahagia atas kebahagiaan yang kau peroleh. Aku akan selalu menjadi saudaramu dan semoga Allah menjaga ikatan persaudaraan kita.