Panorama Negeriku

Panorama Negeriku
My country Indonesia

Jumat, 24 Oktober 2014

Surat cinta Abi dan Ummi

Saat kau masih menginjak kelas IV SD, kau telah menjadi Yatim. Saat kau menginjak kelas V SD, kau telah menjadi Yatim Piatu. Tak terbayangkan piluh dihatimu nak, mungkin kau akan menyalahkan Allah atas apa yang kau rasa. Mungkin kau akan melampiaskan kekecewaanmu atas apa yang menimpah. Mungkin ..... mungkin .... dan masih banyak mungkin yang ada.

Kami memberanikan diri mengambil tanggungjawab sebagai walimu, hanya berharap agar Allah memberikan kemudahan bagimu menjadi insan yang dicintai Allah. Hanya berharap agar kau mampu membahagiakan kedua orang tua mu. Hanya berharap agar kau bisa membimbing saudaramu yang lain ke arah yang lebih baik. Berharap .... berharap .... dan banyak harapan kami kepadamu.

Maafkan kami sayang, maafkan ummi dan abi yang telah membuatmu berbeda dengan saudaramu. Ummi dan abi hanya ingin yang terbaik bagimu. Walaupun kau tidak terlahir sebagai anak kandung kami, tapi kami menyayangimu sepenuh hati.
Beberapa bulan lagi kau akan lulus SMP sayang, maafkan ummi dan abi jika kau kembali ummi kirim ke pondok pesantren. Bukannya ummi dan abi ingin menjauh darimu, bukannya ummi dan abi membencimu, tapi semua ini wujud sayang ummi dan abi. Ummi berharap kau menjadi pemuda yang dicintai Allah, ummi berharap kelak kau mampu mempertanggungjawabkan usia remajamu dihadapan Allah. Ummi berharap kau mempu menjadi pemuda yang kuat, yang sholeh, yang lebih baik dari kami.
Ya Allah ....
Berikanlah kemudahan dan kekuatan kepada putra kami dalam merengguh cinta-Mu. JAdikanlah dia insan yang selalu merindukan-Mu, merindukan ayat-ayat cinta dari-Mu, merindukan Rasul-Mu dan menjalankan apa yang menjadi perintah-Mu hingga ajal menjemput. Semoga kau merasakan kasih sayang kami nak, semoga .....


Dari Abi dan Ummi yang selalu menyayangimu

Kisah Isra' dan Mi'raj ke Langit dan Shalat Fardlu Lima Waktu

Abu Dzar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Pada suatu malam terbuka atap rumahku di Makkah, lalu turun Jibril, dan membelah dadaku, kemudian membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia membawa bejana emas yang berisi hikmat dan iman lalu dituangkan ke dalam dadaku, lalu ditutup kembali.
Kemudian ia membimbing tanganku dan menaikkan aku ke langit dunia, dan ketika sampai di langit, Jibril berkata kepada penjaganya: Bukalah.  Lalu ditanya: Siapakah itu?  Jawabnya: Jibril.  Lalu ditanya: Apakah engkau bersama orang lain?  Jawabnya: Ya, bersamaku Muhammad saw.  Ditanya: Apakah dipanggil?  Jawabnya : Ya.
Ketika telah dibuka, kami naik ke langit dunia, tiba-tiba bertemu dengan orang yang duduk, sedang di kanan dan kirinya tampak sekumpulan orang, bila ia melihat ke kanan tertawa, tetapi bila melihat ke kiri menangis, maka ia menyambut: Marhaban (selamat datang) nabi yang saleh dan putra yang saleh.
Aku bertanya kepada Jibril: Siapakah itu?  Jawabnya: itu Adam a.s., sedang sekumpulan orang yang di kanan kirinya adalah anak cucunya, yang di kanan ahli surga dan yang di krinya ahli neraka, karena itu ia tertawa bila melihat ke kanan, dan menangis bila melihat ke kirinya.
Kemudian dinaikkan ke langit ke dua, dan minta buka pada penjaganya, juga dikatakan oleh penjaganya sebagaimana langit pertama, lalu dibuka.
Anas r.a. berkata: Maka menyebut bahwa di langit-langit itu telah bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, Ibrahim a.s. tetapi tidak dijelaskan tempat masing-masing, hanya menyebut bahwa Adam di langit pertama dan Ibrahim di langit ke enam.
Anas r.a. berkata:  Ketika Jibril bersama Nabi Muhammad saw.  berjumpa dengan nabi Idris maka disambut: Marhaban (Selamat datang) nabi yang saleh dan saudara yang saleh.  Lalu aku tanya: Siapakah ini?  Jawabnya: Ini Idris.  Kemudian melalui Nabi Musa juga disambut: Marhaban nabi yang saleh, dan aku bertanya: Siapakah ini?  Jawab Jibril: Itu Musa.  Lalu melalui Isa, juga menyambut: selamat datang nabi yang saleh dan saudara yang saleh. Ketika aku tanya: Siapakah itu?  Jawab Jibril: Itu Isa a.s.  Kemudian melalui Ibrahim, juga menyambut: Selamat datang nabi yang saleh dan putra yang saleh. Lalu aku bertanya: Siapakah itu?  Jawab Jibril: Itu Ibrahim a.s.
Kemudian aku dibawa naik  sehingga ke atas mustawa, dimana aku mendengar suara kalam yang tercatat di lauh mahfuzh. Maka Allah mewajibkan atas umatku lima puluh kali shalat. Lalu aku kembali membawa perintah kewajiban itu sehingga melalui Musa, maka ia bertanya: Apakah yang diwajibkan Tuhan atas umatmu?  Jawabku: Lima puluh kali shalat. Langsung ia berkata: Kembalilah kepada Tuhan untuk minta keringanan, sebab umatmu takkan kuat melakukan itu. Maka aku kembali kepada Tuhan minta keringanan dan diringankan setengahnya.
Tetapi Musa tetap berkata: Mintalah keringanan karena umatmu tidak akan kuat, maka kembali aku minta keringanan kepada Tuhan dan mendapat keringanan setengahnya. Tetapi Musa tetap menganjurkan supaya minta keringanan karena umatmu tidak akan kuat melakukan itu, maka kembalilah aku minta keringanan kepada Tuhan, sehingga Allah berfirman: Itu hanya lima kali dan nilainya sama dengan lima puluh, tidak akan berubah lagi putusanku.   Maka aku kembali kepada Musa dan Musa tetap menganjurkan supaya minta keringanan, tetapi aku jawab bahwa aku malu kepada Tuhan.
Kemudian aku dibawa ke sidratul muntaha yang diliputi oleh berbagai warna sehingga aku tidak mengerti apakah itu.
Kemudian aku dimasukkan ke surga, yang kubah-kubahnya terbuat dari mutiara dan tanahnya kasturi (misk).  (Bukhari, Muslim).
Ditulis dalam HADITSIMANISLAMSHALATWAHYU10

Kisah turunnya Wahyu Pertama Rasulullah SAW


Ummul mukminin, Aisyah r.a. berkata: Pertama turunnya wahyu kepada Nabi saw. berupa mimpi yang baik dan tepat,  setiap bermimpi pada waktu malam, maka terjadilah mimpi itu pada esok harinya bagaikan pastinya terbitnya fajar Subuh.   Kemudian ia menjadi senang menyendiri di gua Hira, di sana ia beribadah beberapa hari dengan malamnya sebelum kembali kepada istrinya untuk mengambil bekal dan kembali ke tempat khalwatnya, kemudian kembali kepada istrinya Siti Khadijah dan mengambil bekal pula seperti semula, sehingga tibalah masa turunnya wahyu yang haq ketika Nabi di gua Hira.  Maka datanglah Malaikat dan menyuruhnya: Iqra’ (bacalah).   Nabi saw. berkata:  Ma ana biqaari’ (Aku tidak dapat membaca),  tiba-tiba malaikat mendekapnya sehingga habis tenaganya, kemudian dilepas dan diperintah: Iqra’ (bacalah).  Dijawab:  Ma ana biqaari’ (Aku tidak dapat membaca).  Maka dibekap untuk kedua kalinya sehingga terasa payah, kemudian dilepas dan diperintah: Iqra’ (bacalah).  Dijawab :  Ma ana biqaari’ (Aku tidak dapat membaca), maka dibekap untuk ketiga kalinya, kemudian dilepas dan diperintah  Iqra’ bismi rabbikalladzi khalaqa, khalaqal insana min ‘alaq, iqra’ wa rabbukal akram. (Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan, menjadikan manusia dari sekepal darah, bacalah dan Tuhanmu yang termulia).
Maka kembalilah Rasulullah saw. dengan hati yang gemetar, sehingga sampai ke rumah Khadijah binti Khuwailid r.a. dan berkata:  Selimutilah aku (zammiluni, zammiluni),  lalu diselimuti dan ditenangkan hingga hilang rasa takut dan gemetarnya, lalu Nabi saw. bersabda kepada Khadijah sesudah menceritakan semua kejadian yang dialaminya:  Aku khawatir atas diriku.  Jawab Khadijah untuk menenangkan hatinya:  Tidak, jangan khawatir. Demi Allah, Allah tidak akan menghinakan engkau untuk selamanya. Engkau selalu menghubungi famili, senang menanggung kesukaran yang berat, membantu orang yang fakir miskin, menjamu tamu, dan membantu meringankan penderitaan yang hak.
Kemudian Khadijah membawanya ke rumah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza sepupu Siti Khadijah. Waraqah adalah seorang yang telah masuk Nasrani di masa Jahiliah, dan biasa menulis injil yang berbahasa Ibrani, dan ia seorang yang telah tua bahkan buta, maka berkata Khadijah:  Hai anak pamanku, dengarkanlah apa yang diutarakan oleh keponakanmu ini.  Waraqah berkata:  Hai keponakanku apakah yang telah engkau alami?  Maka Nabi saw. memberitakan semua yang dialami dan dilihatnya.  Lalu berkata waraqah:  Itu malaikat yang telah diturunkan oleh Allah kepada Musa.  Aduhai andaikan aku masih muda dan kuat, semoga aku masih hidup ketika engkau diusir oleh kaummu.  Nabi saw. bertanya:  Apakah mereka akan mengusirku?  Jawab Waraqah:  Ya, tiada seorangpun yang mengajar kepada kaumnya seperti ajaranmu itu melainkan dimusuhi, dan sekiranya aku mendapati saat itu pasti aku akan membantumu dengan bantuan yang memuaskan dan gemilang.  (Bukhari, Muslim).
Kemudian     :
Ditulis dalam HADITSIMANISLAMWAHYU

Kamis, 16 Oktober 2014

Idan Bergaya

Idan lagi belanja sama mas jabar
Semua Cucu eyang kakung minta ikut jalan2
Idan lagi main sama mas fadlan & mas jabar
Idan lagi naik odong2

Idan naik sepeda
Idan sama om Akbar

Semakin hari kamu semakin pinter nak, semoga kamu menjadi anak yang sholeh

Senin, 22 September 2014

KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH DAN AMALAN YANG DISYARIATKAN


Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya.

روى البخاري رحمه الله عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر - قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء 

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".

وروى الإمام أحمد رحمه الله عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد 

وروى ابن حبان رحمه الله في صحيحه عن جابر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: أفضل الأيام يوم عرفة.

"Imam Ahmad, rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة 

"Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga".

2. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi :

الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي

"Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku".

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف

"Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". [Hadits Muttafaqun 'Alaih].

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده .

"Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya".

3. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala.

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ 

".... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ...". [al-Hajj/22 : 28].

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma.

فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد 

"Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid". [Hadits Riwayat Ahmad].

Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu

"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah".

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ

"Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu ...". [al-Baqarah/2 : 185].

Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do'a, kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.

Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.

4. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.
Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي

"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" [Hadits Muttafaqun 'Alaihi].

5. Banyak Beramal Shalih.
Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

6. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq
Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

7. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq.
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

وقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما 

"Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". [Muttafaqun 'Alaihi].

8. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban.
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'anha bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره 

"Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya".

Dalam riwayat lain :

فلا يأخذ من شعره ولا من أظفاره حتى يضحي 

"Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban".

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.

وَلا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّه

"..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". [al-Baqarah/2 : 196].

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya.
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

10. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas.
Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.

والله الموفق والهادي إلى سواء السبيل وصلى الله على محمد وآله وصحبه وسلم .

صدرت بأذن طبع رقم 1218/ 5 وتاريخ 1/ 11/ 1409 هـ
صادر عن إدارة المطبوعات بالرئاسة العامة لإدارات البحوث العلمية والإفتاء والدعوة والإرشاد
كتبها : الفقير إلى عفو ربه
عبدالله بن عبدالرحمن الجبرين
عضو ا

[Disalin dari brosur yang dibagikan secara cuma-cuma, tanpa no, bulan, tahun dan penerbit. Artikel dalam bahasa Arab dapat dilihat di http://www.saaid.net/mktarat/hajj/4.htm]

Kamis, 28 Agustus 2014

Idan Imoet 2014


Idan lagi makan sama eyang kakung Jakarta



Idan lagi main sama om Akbar



Idan lagi mainan




Idan lagi mijitin eyang kakung jakarta








Rabu, 27 Agustus 2014

Umat Terbaik


''Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.'' (QS Ali-Imran: 110).

Para ulama menafsirkan ayat tersebut kepada satu kata yang membuat umat Islam ini dinobatkan sebagai umat terbaik dari keseluruhan umat, yaitu dakwah. Maksudnya, saling mengajak untuk sama taat kepada Allah SWT (yaitu melakukan amar ma'ruf nahi munkar, yang disertai keimanan kepada Allah SWT, red).

Sejauh mana umat Islam peduli kepada sesama manusia, terlebih kepada sesama Muslim, maka sejauh itu pula pertolongan Allah SWT akan datang kepadanya. Jika sebaliknya, maka umat Islam justru akan merasakan berbagai musibah dan bencana.

''Hendaklah kamu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Jika tidak, maka Allah SWT akan menguasakan atasmu orang-orang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik di antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka).'' (HR Abu Dzar).

Suatu ketika Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW, ''Jika Allah menurunkan azab di muka bumi ini, apakah azab itu akan menimpa orang-orang yang salih juga, seperti orang yang bersalah ditimpa azab?''

Rasulullah SAW menjawab, ''Ya! Azab akan menimpa semua orang di dunia ini, tetapi pada hari kiamat orang yang salih akan dipisahkan dari orang yang bersalah.'' (Fadhail A'mal).

Inilah hakikat makna yang sesungguhnya dari pertalian persaudaraan sesama Muslim. Yakni, adanya rasa sedih bila melihat saudaranya belum mau menaati perintah Allah SWT, ada kerisauan yang mendalam akan kemurkaan Allah SWT kepada mereka.

Kemaksiatan, pada saat sekarang ini sudah menjadi pemandangan yang lazim di mana-mana. Padahal, kalau kita diam saja, dan bahkan tidak merasakan kesedihan dalam hati, sesungguhnya kita sedang mengundang bencana yang pedih kepada diri sendiri yang datangnya dari Zat Yang Maha Menguasai seluruh kehidupan ini, yaitu Allah SWT.

''Tidaklah seseorang melakukan perbuatan-perbuatan maksiat dan ia berada dalam suatu kaum, namun kaum itu tidak mencegahnya walaupun mereka mampu, melainkan Allah SWT akan menimpakan bencana yang pedih ke atas kaum itu sebelum mereka mati.'' (HR Abu Daud dan Ibnu Majah-Attarghib).

Maka sudah jelas bagi kita, inilah sumber berbagai musibah, bencana, dan malapetaka yang berturut-turut datang silih berganti di negeri ini. Yaitu, kelalaian kita yang terus-menerus justru berkubang dalam sikap egois, membangun ketidakpedulian kepada saudara-saudara kita yang masih berani menentang perintah Allah SWT.

Semoga Allah SWT memberi kekuatan untuk merajut kembali hakikat persaudaraan yang kian hari kian menipis di relung-relung kalbu umat ini, agar kita semua mendapat ridha Allah SWT.

(Arif Abi Naufal, Republika- Hikmah )

Belajar dari ketakutan

Bismillah .....
Kalimat itu yang selalu aku ucapkan saat melakukan sesuatu - walaupun terkadang sesekali lupa :) tentunya tanpa sengaja. Kali ini aku ingin menceritakan tentang pengalaman belajar yg menyenangkan dan cukup efektif bagiku. Sore itu aku tanpa sengaja melihat chanel TV yg memuat kisah tentang Islam KTP, kisahnya lucu, menggemaskan dan penuh hikmah. Ada adegan yg membuat aku langsung tersadar akan tabungan amalku. Saat itu ada seorang pencopet yg mencari Allah dan di akhir kehidupannya dia bisa tersenyum dengan lepas saat akan melakukan sholat dhuhur disebuah musholla.

Dari adegan itu aku mulai merasakan ketakutan akan siksa Allah yang teramat pedih. Aku sadar akan semua dosaku yang teramat banyak dan mungkin tak akan bisa ditulis walaupun air samudra menjadi tintanya. Aku hanya bisa terduduk lemas dalam sholatku, membayangkan bagaimana akhir kehidupanku. Dalam doaku aku menangis sejadi-jadinya berharap agar Allah berkenan memaafkanku, berkenan menuntunku dan selalu menjaga hatiku agar tak lepas dari-Nya. Aku yakin bahwa ajal tiap manusia pasti datang tanpa terkecuali aku dan semua itu sudah ditentukan.
Ketakutan itu semakin besar saat aku akan berangkat tidur, takut jika aku tak akan pernah bangun lagi.
Aku takut saat waktu itu tiba aku belum menyiapkan semuanya.
Aku takut saat waktu itu tiba nikmat keimanan ini diambil pemiliknya.
Aku takut saat waktu itu tiba aku belum berbuat banyak untuk ummat dan jalan dakwah ini.
Aku takut saat waktu itu tiba aku belum bisa membahagiakan orang tuaku
Aku takut saat waktu itu tiba aku belum bisa menyiapkan bekal untuk keluargaku
Begitu besar ketakutanku
Aku takut, aku takut, aku takut ya Allah .....
Walaupun sebenarnya aku rindu bertemu dengan Engkau
Aku ingin mengakhiri hidup ini dengan senyuman
Senyum keikhlasan karena telah menuntaskan semuanya secara maksimal

Aku sadar bahwa aku hanya seorang hamba yang penuh dengan dosa, aku hanya bisa meminta dalam doa dan terus berusaha tanpa putus asa. Semoga Allah mendengar doaku dalam setiap nafasku. Aku tak akan menyerah ..... aku akan berusaha semampuku untuk terus menjadi lebih baik, aku akan belajar mengesampingkan egoku. Aku yakin Allah akan selalu bersamaku dan dekat denganku selama aku terus mengingat-Nya dalam setiap desah nafasku. Aku berharap hidupku lebih berarti, lebih berwarna dan lebih ceria dari yang aku bayangkan. Dalam doaku ..... aku berharap Allah senantiasa merakhmatkan nikmat iman dalam hidupku. Amin

Selasa, 19 Agustus 2014

Tipisnya Batas Keikhlasan

Assalamu'alaikum

Hari ini aku memiliki kisah yang mungkin bisa kita ambil hikmahnya. Kisah tentang tipisnya batas keikhlasan.
Mmmm .... kita mulai dari mana ya ....?

Saat itu aku tanpa sengaja mencuri dengar sebuah pembicaraan (mendengarnya nggak sengaja lho ...) yang terjadi diantara temanku. Aku tak tau awal kisah atau asal muasal kisahnya tiba-tiba terlontar dari bibir salah satu temanku itu kalimat " Klo kejadiannya seperti ini aku jadi kecewa. Tau gitu nggak aku bantu. Sebenarnya dia untung lho ... klo nggak ada aku apa jadinya ?". Itulah sepenggal kalimat yang kemudia mengusik hatiku

Astaghfirullah .....
Bukankah dari awal dia sudah meniatkan untuk membantu saudaranya, kenapa sampai terlontar kalimat itu (Sangat disayangkan sekali ). Sesuatu yg diawali dengan niat yang baik akhirnya sia-sia karena kesombongan kita. Tanpa kita sadari sifat sombong itu keluar (Astahfirullah ). Bukankah itu semua sdh menjadi Takdir ? Adakah yang salah jika kita sdh berusaha tapi kita dihadapkan dengan kenyataan yg tdk kita inginkan ?

Aku yakin kedua temanku itu tanpa sengaja melontarkan kalimat tersebut (Semoga Allah mengampuni mereka atas ketidak sengajaan itu). Kita insan manusia tak pernah luput dari salah dan dosa, mari kita bersama berbenah diri agar menjadi insan yg lebih baik dari hari ke hari.


Hijab Pertamaku



Banyak yang bilang " Masa remaja masa paling indah " dan memang itu benar adanya. Melihat remaja yang lain sibuk menoreh masa remajanya dengan banyak aktivitas ( aktivitas yang menunjang akademiknya dan adapula yang mengisinya dengan kesia-siaan ).

Terkadang dengan melihat para remaja itu, angganku kembali ke kenangan masa SMA ku dulu saat aku pertama kali mengenakan hijab.
Keinginan mengenakan hijab sdh sejak lama terpendam dalam diriku, ingin melakukannya tapi terbentur ridho orangtua. Hijab seakan hanya sebuah mimpi yang tak mungkin aku raih tanpa keberanian dan keteguhan iman.

Saat aku selesai melakukan sholat sunnah di masjid, aku didatangi temanku yang baru saja berhijab sebut saja namanya "Purwowati". Dia bertanya kepadaku " Elly, apa masih ada rok abu-abu sumbangan kakak kelas yang longgar, bawahanku ini terlalu pendek dan sempit ? ". Aku menjawab " coba aku cari dulu ya pur " Setelah aku cari di almari ternyata tidak ada, aku menghampiri purwowati sambil berkata " Insya Allah aku carikan ya Pur, semoga besok sudah ada ". Dengan wajah sedikit kecewa dia meninggalkan masjid.

Ya Allah .....
Apa yang bisa aku lakukan agar purwowati bisa berhijab dengan baik ?
Saat otakku berputar tiba-tiba mata ini tertuju ke sebuah topi yang dikenakan temanku, dengan PD-nya aku meminjam topinya.
Apakah kalian tau apayang aku lakukan ?
Aku keliling meminta sumbangan ke teman-teman bahkan para guru. Alhamdulillah dana yang terkumpul cukup untuk membeli bawahan abu-abu. Jujur, saat aku melakukan itu semua seakan urat maluku tercabut, aku tak merasa risih ataupun malu karena yang ada dalam pikiranku saat itu hanya temanku.

Siang itu aku mulai menghitung uang yang sdh terkumpul, Alhamdulillah .... uang yang aku peroleh hanya 2/3 dari harga rok abu-abu tersebut. Sambil tertunduk lemas, aku mencoba berfikir tetang 1/3 sisa kekurangannya. Tiba - tiba kakak kelasku yang bernama mbak Ros menepuk pundakku sambil berkata " Sini aku yang beli roknya dek, klo uangnya masih kurang biar mbak yang menutupi kekurangannya. Apa yang kamu lakukan sdh cukup bagus."
Ya Allah .....
Akhirnya aku bisa tersenyum dengan lega

Keesokan harinya mbak ros langsung menyerahkan rok tersebut kepadaku agar aku bisa memberikannya ke temanku Purwowati. Bergegas aku menuju kelasnya sambil membayangkan dia tersenyum bahagia. Saat aku menemuinya dan menyerahkan rok abu-abu itu, dia mengatakan " elly, sorry ya .... aku sdh dikasih tetanggaku. Ini disimpan saja dilemari masjid, siapa tau ada yang membutuhkan ". Mendengar jawabannya aku berusaha bersikap biasa padahal dalam hatiku sedih.
Ya Allah .... kenapa aku terlambat ......

Sambil tetap membawa bungkusan rok tersebut, aku langsung menuju masjid untuk melakukan sholat Dhuha sekaligus menyerahkan rak itu ke masjid.
Mbak Ros yang kebetulan ada dimasjid lalu menghampiri aku. " Dek Elly, kenapa roknya dikembalikan ? Rok itu buat kamu saja, bukankah kamu juga ingin berhijab ?"
Sambil mengangguk aku berkata " Tapi orang tua aku nggak mengijinkan mbak ?"
Dengan senyumnya yang lembut dia kembali menenangkanku " Bismillah saja dek "

Bismillah .....
Satu minggu kemudian aku memutuskan berhijab. Berbekal kerudung pemberian mbak lina (tetanggaku) dan baju pramuka pemberian kakak temanku (Wahib).
Aku berusaha agar keluargaku tak ada yang tau klo aku berhijab. Berangkat sekolah saat ayah sdh berangkat kerja dan ibu masih didalam kamar mandi. Pulangnya juga begitu, aku lewat pintu belakang terus langsung ke kamar mandi untuk ganti baju. Sebisa mungkin aku tidak keluar rumah karena klo keluar rumah tentunya hijabku harus aku kenakan.

Satu minggu berlalu tanpa ada yang tau, minggu ke-2 aku mulai diuji, ayah dan ibuku tau klo selama ini aku sudah berhijab. Selama 2 bulan aku dimarahi oleh orang tua aku, mereka berharap aku melepas hijabku. Saat itu aku hanya bisa bersabar, diam dan tetap mempertahankan hijabku. Aku sering larut dalam doa-doaku, berharap Allah kembali membantu aku. Setelah 2 tahun aku berhijab barulah orang tua aku bisa menerima keputusanku.

Ya Allah .....
Begitu indah rencana-MU

Andai Saja Kau Tau ....



Semangat pagi ....
Pagi ini aku kembali belajar mengambil hikmah dalam hidupku tentang arti persaudaraan. Siapa saja saudara kita ???
Seseorang yang lahir dari rahim yg sama dg kita = saudara kandung
Seseorang yang lahir dari rahim yg berbeda tapi 1 susuan = saudara sesusuan
Seseorang yang dibawa oleh orang tua tiri kita = saudara tiri
Seseorang yang memiliki iman yang sama = saudara seiman
dll ........

Begitu banyak alasan untuk memiliki banyak saudara
Saudara yang baik adalah saudara yang mau mengerti dan memahami saudara yang lain. Saudara yang baik adalah saudara yang mau berbagi baik suka maupun duka. Saudara yang baik adalah saudara yang menjaga kehormatan saudara yang lainnya. Saudara yang baik adalah ....................(anda bisa menulisnya sendiri)
Saya yakin kita semua punya gambaran tersendiri tentang saudara yang baik karena tak akan cukup halaman ini menggambarkan tentang saudara yg baik, tdk akan perbah cukup.

Terkadang seseorang mencari begitu banyak alasan untuk memutuskan hubungan persaudaraan, kenapa ????
Ada sebuah kisah yang mungkin bisa membuat kita sadar arti sebuah saudara.

Disebuah negeri hiduplah seorang wanita bersama suami, anak dan saudara laki-lakinya. Suatu hari suami, anak dan saudara laki-laki wanita tersebut ditangkap oleh pihak kerajaan dan akan dijatuhi hukuman mati. Begitu sedihnya wanita tersebut hingga dia memohon kepada pihak kerajaan agar membebaskan keluarganya.

Karena rasa ibah sang raja maka sang raja memberikan 1 pilihan. Sang wanita tersebut diminta untuk memilih salah satu dari 3 keluarganya ( suami, anak atau saudara laki-lakinya)untuk diselamatkan. Dengan berat hati wanita tersebut memutuskan untuk membebaskan saudara laki-lakinya. Sang raja terkejut atas pilihan wanita tersebut.Ditanyalah wanita tersebut oleh raja atas jawaban yang diambilnya " Wahai fulannah, kenapa kau ingin membebaskan saudara laki-lakimu ? apakah kau tak sayang kepada suami dan anakmu ?
Wanita tersebut menjawab " Wahai baginda raja, jika saya boleh meminta maka saya meminta semua anggota keluarga saya dibebaskan. Jika paduka raja bertanya apakah saya sayang terhadap mereka, tentunya saya sangat menyayangi dan mencintai mereka. Tapi karena baginda raja meminta saya memilih 1 dari 3 keluarga saya maka saya memilih saudara laki-laki saya karena jika suami dan anak saya meninggal, saya masih bisa menikah lagi dan memiliki anak dari suami saya yang berikutnya. Tapi jika saudara kandung saya meninggal, tak mungkin saya memiliki saudara kandung lagi karena orang tua kami sdh tua rentah."

Mendengar jawaban wanita tersebut akhirnya sang raja membebaskan semua anggota keluarganya

Mungkin dari kisah ini kita akan tau arti sebuah persaudaraan, jangan pernah kita memutuskan tali silaturrahim dengan saudara kita karena hal tersebut sangat dibenci Allah SWT.

Anda engkau tau .... sebenarnya saudara kita sangat menyayangi kita tapi terkadang mereka tidak tau cara mengekspresikannya.

Andai saja kau tau ......