Panorama Negeriku

Panorama Negeriku
My country Indonesia

Selasa, 19 Agustus 2014

Hijab Pertamaku



Banyak yang bilang " Masa remaja masa paling indah " dan memang itu benar adanya. Melihat remaja yang lain sibuk menoreh masa remajanya dengan banyak aktivitas ( aktivitas yang menunjang akademiknya dan adapula yang mengisinya dengan kesia-siaan ).

Terkadang dengan melihat para remaja itu, angganku kembali ke kenangan masa SMA ku dulu saat aku pertama kali mengenakan hijab.
Keinginan mengenakan hijab sdh sejak lama terpendam dalam diriku, ingin melakukannya tapi terbentur ridho orangtua. Hijab seakan hanya sebuah mimpi yang tak mungkin aku raih tanpa keberanian dan keteguhan iman.

Saat aku selesai melakukan sholat sunnah di masjid, aku didatangi temanku yang baru saja berhijab sebut saja namanya "Purwowati". Dia bertanya kepadaku " Elly, apa masih ada rok abu-abu sumbangan kakak kelas yang longgar, bawahanku ini terlalu pendek dan sempit ? ". Aku menjawab " coba aku cari dulu ya pur " Setelah aku cari di almari ternyata tidak ada, aku menghampiri purwowati sambil berkata " Insya Allah aku carikan ya Pur, semoga besok sudah ada ". Dengan wajah sedikit kecewa dia meninggalkan masjid.

Ya Allah .....
Apa yang bisa aku lakukan agar purwowati bisa berhijab dengan baik ?
Saat otakku berputar tiba-tiba mata ini tertuju ke sebuah topi yang dikenakan temanku, dengan PD-nya aku meminjam topinya.
Apakah kalian tau apayang aku lakukan ?
Aku keliling meminta sumbangan ke teman-teman bahkan para guru. Alhamdulillah dana yang terkumpul cukup untuk membeli bawahan abu-abu. Jujur, saat aku melakukan itu semua seakan urat maluku tercabut, aku tak merasa risih ataupun malu karena yang ada dalam pikiranku saat itu hanya temanku.

Siang itu aku mulai menghitung uang yang sdh terkumpul, Alhamdulillah .... uang yang aku peroleh hanya 2/3 dari harga rok abu-abu tersebut. Sambil tertunduk lemas, aku mencoba berfikir tetang 1/3 sisa kekurangannya. Tiba - tiba kakak kelasku yang bernama mbak Ros menepuk pundakku sambil berkata " Sini aku yang beli roknya dek, klo uangnya masih kurang biar mbak yang menutupi kekurangannya. Apa yang kamu lakukan sdh cukup bagus."
Ya Allah .....
Akhirnya aku bisa tersenyum dengan lega

Keesokan harinya mbak ros langsung menyerahkan rok tersebut kepadaku agar aku bisa memberikannya ke temanku Purwowati. Bergegas aku menuju kelasnya sambil membayangkan dia tersenyum bahagia. Saat aku menemuinya dan menyerahkan rok abu-abu itu, dia mengatakan " elly, sorry ya .... aku sdh dikasih tetanggaku. Ini disimpan saja dilemari masjid, siapa tau ada yang membutuhkan ". Mendengar jawabannya aku berusaha bersikap biasa padahal dalam hatiku sedih.
Ya Allah .... kenapa aku terlambat ......

Sambil tetap membawa bungkusan rok tersebut, aku langsung menuju masjid untuk melakukan sholat Dhuha sekaligus menyerahkan rak itu ke masjid.
Mbak Ros yang kebetulan ada dimasjid lalu menghampiri aku. " Dek Elly, kenapa roknya dikembalikan ? Rok itu buat kamu saja, bukankah kamu juga ingin berhijab ?"
Sambil mengangguk aku berkata " Tapi orang tua aku nggak mengijinkan mbak ?"
Dengan senyumnya yang lembut dia kembali menenangkanku " Bismillah saja dek "

Bismillah .....
Satu minggu kemudian aku memutuskan berhijab. Berbekal kerudung pemberian mbak lina (tetanggaku) dan baju pramuka pemberian kakak temanku (Wahib).
Aku berusaha agar keluargaku tak ada yang tau klo aku berhijab. Berangkat sekolah saat ayah sdh berangkat kerja dan ibu masih didalam kamar mandi. Pulangnya juga begitu, aku lewat pintu belakang terus langsung ke kamar mandi untuk ganti baju. Sebisa mungkin aku tidak keluar rumah karena klo keluar rumah tentunya hijabku harus aku kenakan.

Satu minggu berlalu tanpa ada yang tau, minggu ke-2 aku mulai diuji, ayah dan ibuku tau klo selama ini aku sudah berhijab. Selama 2 bulan aku dimarahi oleh orang tua aku, mereka berharap aku melepas hijabku. Saat itu aku hanya bisa bersabar, diam dan tetap mempertahankan hijabku. Aku sering larut dalam doa-doaku, berharap Allah kembali membantu aku. Setelah 2 tahun aku berhijab barulah orang tua aku bisa menerima keputusanku.

Ya Allah .....
Begitu indah rencana-MU

Tidak ada komentar: