Panorama Negeriku

Panorama Negeriku
My country Indonesia

Rabu, 20 Agustus 2008

Keutamaan Surat Ar Rahman










1. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang dikaruniakan padanya.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/187).

2. Imam Ja’far Ash-shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, dan ketika membaca kalimat ‘Fabiayyi âlâi Rabbikumâ tukadzdzibân’, ia mengucapkan: Lâ bisyay-in min âlâika Rabbî akdzibu (tidak ada satu pun nikmat-Mu, duhai Tuhanku, yang aku dustakan), jika saat membacanya itu pada malam hari kemudian ia mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid; jika membacanya di siang hari kemudian mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).

3. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jangan tinggalkan membaca surat Ar-Rahman, bangunlah malam bersamanya, surat ini tidak menentramkan hati orang-orang munafik, kamu akan menjumpai Tuhannya bersamanya pada hari kiamat, wujudnya seperti wujud manusia yang paling indah, dan baunya paling harum. Pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang berdiri di hadapan Allah yang lebih dekat dengan-Nya daripadanya. Pada saat itu Allah berfirman padanya: Siapakah orang yang sering bangun malam bersamamu saat di dunia dan tekun membacamu. Ia menjawab: Ya Rabbi, fulan bin fulan, lalu wajah mereka menjadi putih, dan ia berkata kepada mereka: Berilah syafaat orang-orang yang mencintai kalian, kemudian mereka memberi syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada seorang pun yang tertinggal dari orang-orang yang berhak menerima syafaat mereka. Lalu ia berkata kepada mereka: Masuklah kalian ke surga, dan tinggallah di dalamnya sebagaimana yang kalian inginkan.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).

Wassalam

Dikutib dr tulisan Syamsuri Rifai

Selasa, 19 Agustus 2008

Kedudukan Doa dalam Islam

Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dihadapan Allah, selain daripada do’a. Do’a itu adalah otaknya ibadah


“Sudah rajab, Ramadhan sebentar lagi, Assalamu’alaikum wr.wb. Allâhumma bârik lanâ fî rajabin wa sya`bân, wa ballighnâ syahra ramadhân, wa a`inna `alash shiyâmi wal-qiyâmi wa hifzhil lisân wa ghadhdhil bashir, walâ taj’al hazhzhanâ minhul jû`a wal-`athasy.
[Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Bantulah kami untuk melaksanakan puasa, melakukan shalat malam, menjaga lisan dan memelihara pandangan; dan jangan jadikan puasa kami hanya sekedar lapar dan dahaga.]”

Ketika berselancar kepada bebarapa teman di blogger, ternyata sedang marak tulisan tentang doa rajab dan menjemput ramadhan. Sebut saja artikel yang menjadi headlinenya www. ghuroba.blogsome.com di atas.
Beberapa hari Kemarin seorang sahabat meng sms dan mengirim doa “bârik lanâ fî rajabin wa sya`bân, wa ballighnâ syahra ramadhân [Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.]”

Ketika membaca sms di atas, saya sedang membaca buku Bunga Rampai Pemikiran Islam karya Muhammad Ismail Bab Doa. Jadi, Mari sedikit kita mengaji tentang doa dari beliau yuk!

Do’a adalah permohonan seorang hamba kepada Tuhannya. Do’a merupakan aktifitas ibadah yang paling agung. Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dalam sebuah hadits yang berasal dari Anas ra : “Do’a itu adalah otaknya ibadah.” (HR. Tirmidzi)



Terdapat banyak riwayat dari Nabi Saw yang menganjurkan dan mendorong seseorang untuk berdo’a, seperti antara lain : “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dihadapan Allah, selain daripada do’a.” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

“Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah)

“Mintalah kepada Allah akan kemurahan-Nya, karena sesungguhnya Allah senang bila dimintai (sesuatu).” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Majah)

“Sesungguhnya do’a itu dapat member manfaat (bagi pelakunya) untuk sesuatu yang telah terjadi. Maka wahai hamba Allah, lakukanlah do’a itu.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar)

“Tidak ada seorang muslim pun di muka bumi ini yang berdo’a kepada Allah, kecuali akan dikabulkan do’anya, atau dijauhkan suatu keburukan/musibah yang serupa.” (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Ubadah Ibn Shamit)

“Tidak ada seorang muslim pun yang bardo’a dengan do’a yang tidak mengandung dosa dan memutuskan hubungan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikan kepadanya satu dari tiga hal: dikabulkan do’anya; ditangguhkan hingga hari kiamat; atau dijauhkan dari suatu keburukan/musibah yang serupa.” (HR. Ahmad dari Abi Said Al Khudri)

Semua hadits di atas menunujukan adanya keharusan berdo’a yang berupa permohonan hamba kepada Tuhannya untuk mendapatkan sesuatu. Dalam Al Qur’an terdapat banyak ayat yang menunujukan adanya do’a, antara lain: “Dan Tuhanmu berfir man: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.” ( Al Mukmin 60 )
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdo’a kepada-Ku.” (Al Baqarah 186 )
“Atau siapakah yang nenperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khlifah (berkuasa) di bumi “? (An Naml 62 )

Tentang do’a malaikat, Allah SWT berfirman:
“(Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilignya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu. Maka, ampunilah orang-orang yang bertaubat yang mengikuti jalan-Mu, dan peliharalah mereka dari siksa api neraka yang menyala-nyala.

Ya Tuhan kami, masukanlah mereka kedalam seuga-surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka bersama orang-orang yang shaleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Al Mukmin 7-8 )

Allah SWT telah memerintahkan kita agar berdo’a kepada-Nya, juga telah menjelaskan bahwa hanya Dialah yang dapat mengabulkan Do’a. Bukan yang lain. Allah juga memaparkan bahwa sebagian dari do’a dilakukan oleh malaikat-Nya. Maka, Allah menganjurkan kepada setiap muslim agar berdo’a kepada-Nya, baik disaat sempit maupun lapang, di dalam hati, maupun terang-terangan, sehingga ia memperoleh pahala dari Allah.

Berdo’a itu lebih baik daripada diam atau berserah diri. Hal ini berdasarkan banyaknya dalil yang menunjukan, juga karena berdo’a adalah manifestasi dari kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT. Akan tetapi, patut di ketahui bahwa do’a tidak dapat merubah sesuatu yang termasuk ilmu Allah; tidak dapat menolak qadha; tidak dapat mencabut qadar serta ridak dapat menghasilkan sesuatu di luar sebabnya.

Karena Ilmu Allah adalah ketetapan pasti, qadha Allah adalah sesuatu kenyataan dan pasti terjadi , kalau saja qadha dapat di tolak oleh do’a, tentu tidak ada qadha. Dan qadar pun telah diciptakan oleh Allah, sehingga ia tidak bisa dicabut oleh do’a. Allah telah menciptakan hukum sebab – akibat, dijadikan-Nya sebab supaya dapat melahirkan musabab (akibat) dengan pasti. Jika tidak menghasilkan musabab tertentu, berarti ia bukan sebab.

Oleh karena itu, tidak boleh dijadikan keyakinan bahwa do’a itu satu-satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan, sekalipun misalnya Allah mengabulkannya sehingga kebutuhan seseorang terpenuhi. Sebab, Allah telah menciptakan aturan-aturan untuk manusia, alam semesta, dan kehidupan, dimana ketiganya tunduk pada aturan-aturan itu. Allah pun mengingatkan sebab dengan musabab. Sehingga do’a tidak memiliki pengaruh untuk mengubah atutran-aturan Allah, atau keluar dari hukum sebab-akibat yang telah dibuat-Nya.

Tujuan berdo’a tidak lain semata-mata untuk memperoleh pahala dari sisi Allah, sebagai peklaksanaan dari perintah-Nya. Do’a adalah satu diantara jenis-jenis ibadah, sama dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, shaum, zakat, dan sebagainya. Maka, seorang mukmin tentu akan berdo’a kepada Allah dan memminta kepada Allah untuk dipenuhi kebutuhannya, atau untuk menjauhkan dari rasa sedih, atau hal-hal lainnya yang berkaitan dengan urusan duniawi atau akhirat.

Do’a dilakukan sebagai bukti ketundukan kepada Allah dan usaha manusia untuk mendapatkan pahala dari Allah, sekaligus melaksanakan perintah-perintah-Nya. Apabila kebutuhannya terpenuhi, maka itu adalah anugrah dari Allah. Pemenuhan itu pun sesuai (sajalan) dengan aturan-aturan Allah serta berjalan diatas dasar-dasar peraturan sebab-akibat. Jika kebutuhannya tidak dipenuhi, maka tetap mendapatkan pahala.

Berdasarkan penjelasan tadi, do’a bagi seorang muslim, hendaknya merupakan tanda ketundukan kepada Allah, sebagai pelaksanaan perintah-Nya, dan usaha memperoleh pahala dari Allah SWT. Sama saja apkah permohonannya terpenuhi atau tidak. Boleh saja seorang muslim berdo’a dengan bentuk do’a apa pun yang dikehendakinya; baik di dalam hati, diucapakan melalui lisan, atau dengan kalimat apa pun, dan ia tidak terikat dengan bentuk do’a tertentu. Ia boleh berdo’a dengan do’a-do’a yang tercantum dalam Al Qur’an, hadits, dengan bentuk redaksinya sendiri-sendiri atau dengan mengambil do’a yang berasal dari orang lain. Yang penting, ia dituntut untuk berdo’a kepada Allah. Namun demikian yang lebih utama, tentulah bentuk do’a sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an dan Hadits.

Rabu, 13 Agustus 2008

Diuji dengan Kenyamanan

"..dia sedang menghadapi ujian dalam hidupnya..", bila saja anda mendengar kalimat tersebut, saya berani memastikan bahwa persepsi dalam melihat si "dia" pastilah saat ini sedang mengalami kesusahan. Sedang terlibat kasus hukum misalnya, mengalami tekanan ekonomi, dan sebagainya. Jarang sekali dari kita yang mengagas persepsi umum terhadap istilah "ujian" ini, bahwa pada seseorang yang mendapat kesenangan atau kenyamanan pun bisa jadi dia sedang mendapat ujian.

Saya bisa berpikir seperti ini, karena dalam kosa kata bahasa Indonesia sendiri hanya dikenal satu kata dalam konteks ini, yaitu "diuji". Dan dengan kata ganti ini, persepsi hampir semua orang bergeser pada pengertian bahwa "diuji" adalah sebuah ungkapan yang menggambarkan sebuah kondisi susah. Sesuatu yang sebenarnya justru menjadi menyempit. Ketika kata itu sendiri justru mengecil artinya.

Setiap individu seharusnya memiliki tujuan dalam hidupnya. Memiliki sebuah misi pribadi. Mission Statement kalau kita meminjam istilahnya Stephen Covey pada habit ‘Begin With The End in Mind’. Cpvey mengajarkan kita untuk suatu ketika menuliskan apa misi hidup kita di dunia ini, setiap kali secara rutin harus melakukan review kembali. Untuk mungkin dilengkapi, atau tetap seperti itu dan membuat semakin kuat pemahaman atas misi itu, atau mungkin dirubah sama sekali menjadi sebuah misi yang baru. Setiap orang pastilah berbeda misi hidupnya. Hal ini sah-sah saja. Karena memang sudah menjadi anugrah dari Sang Pencipta, bahwa manusia diciptakan berbeda satu dengan yang lainnya. Tidak ada benar atau salah dalam misi hidup seseorang, yang penting harus ada selalu proses pembelajaran orang tersebut dalam mensikapi kehidupannya.

Nah, saya mendefinisikan sebuah ujian adalah sesuatu yang menghalangi kita dalam ‘berjalan’ mengemban misi kita menuju tujuan hidup kita. Penghalang ini yang bisa memberikan pengaruh kepada kita, dimana kita akan lulus dalam arti bisa melewati ujian dan tetap konsisten terhadap misi hidupnya. Atau gagal, sehingga lupa atau membuat kabur misi yang sudah disusunnya.

Sampai pada pengertian ini, logika kita akan membawa pada kesimpulan bahwa sebuah ujian seharusnya tidak hanya sesuatu yang menyusahkan atau sesuatu yang membuat tidak nyaman. Tapi sesuatu yang enak dan membuat nyaman bisa juga kita kategorikan sebagai sebuah ujian.

Dalam kosa kata bahasa Jawa, ada sebuah definisi terhadap hal ini yaitu ‘diujo’. ‘Diuji’ berkonotasi pada sesuatu yang menyusahkan, ‘diujo’ diartikan mengalami sesuatu yang mengenakkan, tapi sebenarnya hal itu adalah ujian. Dan layaknya sebuah ujian, nantinya kita bisa lulus atau gagal.

Dalam keseharian kita, hampir semua orang melihat sesuatu yang mengenakkan –menjadi kaya, karirnya meningkat, usahanya sukses, selalu menerima kemudahan-kemudahan- hanya pada sisi pandang bahwa itu adalah sebuah anugrah –termasuk bila itu terjadi atas usaha yang dilakukan-. Tidak banyak yang melihat itu dari sisi pandang bahwa segala kenikmatan itu adalah sebuah ujian. Diujo harta berlimpah, diujo karir yang terus menanjak, diujo usaha yang terus saja maju.

Buktinya apa kalau yang menyenangkan itu bisa juga berupa ujian? Buktinya adalah, kita bisa melihat disekeliling kita dimana orang yang mulai berlimpah harta, berada dipuncak karirnya, justru lupa akan misi hidupnya. Kita lihat banyak orang kaya justru membelanjakan kekayaannya pada hal-hal tidak perlu benar, banyak orang sukses dengan karir dan pengusaha besar saat ini terjerat masalah hukum. Bukti bahwa mereka –justru- telah gagal karena segala kenikmatan yang diperolehnya.

Jadi ketika kita mendapat kesenangan atau kemudahan dalam hidup ini, selain tentunya bersyukur bahwa bisa jadi hal itu adalah sebuah anugrah, ada baiknya kita coba lihat sisi pandang lain, bahwa itu juga bisa jadi sebuah ujian, yang tentunya akan membuat kita akan lebih bersyukur, dan semakin mempertajam kita akan misi hidup kita…


7 Agustus 2008

Pitoyo Amrih

Law of Love

Mari kita kembali bicara mengenai cinta, mengenai Hukum 100 % tentang Cinta.
Jika besarnya Cinta dalam diri kita adalah 100% (kekuatan penuh), maka berapakah komposisi ideal yang harus kita bagi untuk diri kita sendiri dan orang yang kita cintainya (pasangan hidup kita misalnya)

Pilihan pertama kita adalah 80% - 20% (Cinta bagi diri kita sendiri - Cinta untuk pasangan)

Pilihan ini menunjukkan bahwa kita lebih mencintai diri kita sendiri dibandingkan dengan cinta kita pada pasangan kita (atau orang lain yang kita kasihi), komposisi cinta seperti ini kurang ideal karena perasaan egois dan mau menang sendiri akan lebih bermain di sini, cinta yang dibangun dengan komposisi seperti ini cenderung hanya akan mendatangkan konflik. Kita menjadi tak segan-segan menyingkirkan orang lain demi kepentingan kita.

Lalu bagaimana dengan pilihan 20% - 80% ?

Kebalikannya, mencintai orang lain di luar diri kita adalah baik, tapi jika kita tidak mencintai diri kita sendiri juga adalah petaka. Berapa banyak teman kita yang terjerumus dalam Narkoba? Yang harus menderita karenanya, Itu adalah salah satu contoh rendahnya prosentasi cinta pada diri sendiri. (Yang selanjutnya akan meruntuhkan cinta kita kepada orang lain)

Atau seorang ibu (orang tua tunggal) yang tidak memperhatikan kesehatannya berjuang mati-matian untuk menghidupi kedua anak yang dicintainya adalah contoh berikutnya. Lalu apa yang salah? Ketika sang ibu tidak memperhatikan cintanya pada diri sendiri, maka ibarat mesin yang tak pernah diurus, suatu saat akan rusak juga. Akan lebih terasa lagi ketika kerusakan itu terjadi pada saat produktifitas sang ibu ini masih sangat dibutuhkan untuk menopang hidup keluarga tersebut. Pada saat itu, sang ibu bukan saja membuat dirinya sendiri menderita, tapi juga kedua anaknya yang sangat ia kasihi (yang diklaim melebihi kasihi terhadap diri sendiri).

Apakah komposisi ideal itu 50% - 50% ?

Supaya adil, mungkin ini alasan kita memilih komposisi ini.

Lagi-lagi komposisi seperti ini juga tidak ideal, kita tidak maksimal dalam mencurahkan cinta, baik bagi diri kita sendiri ataupun bagi orang lain.
Lilin Cinta

Sebelum kita menemukan komposisi ideal itu, mari kita katup mata kita, kita biarkan diri kita dalam keheningan. Kita bayangkan bahwa saat ini ada kegelapan yang menyelimuti kita, tak ada setitik cahaya pun yang menerjang memasuki ruangan itu. Lalu di tangan kita ada sebuah lilin kecil yang memancarkan cahaya, menerangi ruangan itu.

Jika kita tidak sendirian di ruangan itu, jika di ruangan itu masih ada yang lain dengan masing-masing memegang sebatang lilin kecil, akankah kita membagikan nyala lilin yang ada di tangan kita?
Semua mungkin akan mengatakan YA.

Lalu kenapa kita mau melakukanya?

Alasannya, karena ketika kita membagikan nyala (cahaya) itu kepada yang lain, cahaya lilin kita tidak berkurang itensitasnya, tidak sedikit pun. Bahkan ruangan akan semakin bercahaya dengan nyala lilin-lilin yang lain, ruangan akan semakin terang karena kita telah berbagi dengan sesama.
Seperti cahaya lilin itulah Cinta, cinta tak akan berkurang sedikitpun intensitasnya ketika dibagi dengan sesama, bahkan cinta akan bersemi dan semakin berkembang, jika masing-masing dari diri kita menyalakan lilin-lilin itu dan kembali membagikannya pada yang lain. Maka dunia akan diterangi oleh cahaya Cinta.

Dan ketika kita ditanya kembali, berapa komposisi ideal untuk sebuah Cinta?
Maka dengan mantap kita menyatakan 100% - 100%

Pertanyaan terakhir, berapa komposisi ideal untuk sebuah cinta yang dibagikan untuk diri kita sendiri, ayah kita, ibu kita, suami/istri kita, anak-anak kita, saudara kita, family kita, teman kita bahkan musuh kita.

Maka jawabannya adalah : 100 %, 100 %, 100%, 100%, 100 %, 100 %, 100%, 100%, 100%

Karena Cinta tidak akan berkurang sedikitpun ketika dibagikan untuk yang lain, bahkan ia akan semakin bersemi seperti cahaya lilin yang kita bagikan untuk yang lain, ia akan mencahayai dan menerangi dunia.

Salam Sukses Selalu

Seng Guan CPLHI

Every one is number one

Jalanku bukanlah jalanmu, deritaku bukanlah deritamu
Setiap manusia memiliki potensi guna menaklukan segalanya
Airmataku bukan airmatamu, sakitku bukan sakitmu
Langit yang sama, kebanggaan yang berbeda, satu dalam perasaan.

Jangan gelisah dan menistai diri sendiri
Diperlukan ketenangan dan ketegaran
Asalkan mau menerjang ke depan, katakan pada diri sendiri, Aku dilahirkan pasti berguna!

Every one is number one,
Asalkan kau tidak selalu bertanya, mampu atau tidak. Satukan energi, raihlah mimpi di dalam hidupmu untuk menyongsong masa depan dan janganlah menunggu.

Every one is number one,
kunci sukses ada di tanganmu, mau atau tidak
Alirkan keringat yang paling panas, genggamlah hati yang paling tulus
Number one adalah milik setiap orang.

Tanganku bukan tanganmu, mulutku bukan mulutmu
Hanya dibutuhkan sebuah hati, badai dan hujan deras dapat menjadi kawan baik kita.

Janganlah takut dinginnya perjalanan walaupun sampai pada sedikitnya kehangatan yang tersisa. Aku tetap akan menerjang dengan sekuat tenaga.

Everyone is number one! Setiap Orang Adalah Nomer Satu ! Luar biasa!

Kekuatan Bersyukur

Dikisahkan, ada seorang pemuda mendatangi pamannya yang berhasil menjadi pengusaha sukses. Dia ingin tahu, apa rahasia di balik sukses pamannya menjalankan beragam bisnis yang dimilikinya. Pamannya memang terhitung sangat mumpuni dalam berbagai bidang usaha. Ia di antaranya menjadi pemilik beberapa gerai berlisensi, distributor besar besi baja, pengusaha ekspor impor produk retail. Ia bahkan juga sukses menjadi seorang investor saham yang sangat piawai dan memiliki berbagai investasi yang menjanjikan.

"Paman, bolehkah aku bertanya?"

Sang paman pun tersenyum kepada keponakannya, "Apa yang bisa Paman tahu, pasti akan Paman jawab semua pertanyaanmu."

Si pemuda lantas meneruskan pertanyaannya, "Saya sangat kagum pada keberhasilan Paman. Kalau boleh tahu, apa rahasia sukses Paman hingga memiliki beragam bisnis yang berbeda, tapi rata-rata bisa sukses seperti saat ini? Padahal, saya tahu bahwa pendidikan Paman tidak cukup tinggi, bahasa Inggris pun belepotan. Hebatnya, saya lihat sendiri, orang-orang yang bekerja sama dengan Paman rata-rata justru berpendidikan jauh di atas Paman. Bagaimana bisa begitu paman? Saya benar-benar ingin tahu dan belajar dari Paman," ungkap si keponakan.

"Hahaha, paman sih hanya mengandalkan insting dan berkat Tuhan," jawab si paman sambil tertawa lebar.

Mendapat jawaban yang kurang memuaskan, si pemuda langsung mencecar dengan pertanyaan, "Insting? Apa maksud Paman? Berkat Tuhan? Kenapa Tuhan bisa memilih Paman untuk diberkati?"

"Begini, pertama-tama, jujur paman akui bahwa pamanmu ini memang tidak berpendidikan formal, tetapi bukan tidak terdidik. Justru karena pendidikan paman rendah, paman memulai segala sesuatu melalui jalur trial and error. Dan, jika dihitung dengan uang, pendidikan yang paman tempuh biayanya sungguh sangat besar. Sama dengan biaya di sekolah formal, malahan bisa-bisa lebih mahal. Orang tahunya paman yang sukses hari ini. Orang mungkin tidak pernah tahu berapa kali paman jatuh bangun mendirikan bisnis ini. Pengalaman mengajarkan, tidak peduli berapa kali kita jatuh, pastikan bangun lagi! Akhirnya paman pun berhasil menguasai ‘know how' bisnis dengan baik. Dan, setelah paman berhasil menanamkan fondasi dan mulai merangkak naik, juga tidak lantas berpuas diri. Ingat, semakin tinggi pijakan kita, angin pun semakin kencang dan selalu berubah arah. Maka di dunia usaha yang terus berubah, kita harus pandai-pandai belajar membaca arah dan perubahan angin. Setelah itu, barulah mengatur bagaimana manajemen yang baik dan mendelegasikan pekerjaan melalui anak-anak muda yang berpendidikan tinggi seperti kamu," terang paman panjang lebar.

Si pemuda tampak memerhatikan dengan serius semua ucapan sang paman. Ia kemudian menyela, "Lantas, bagaimana Paman menyebut bahwa diri Paman diberkati Tuhan?"

"Tuhan memberi berkat kepada setiap manusia. Tergantung Kita yang menerima, bagaimana mengelola, memanfaatkan, dan mengembangkan berkat itu dengan kemampuan kita yang luar biasa! Maka, paman selalu percaya, berkat Tuhan selalu tersedia untuk paman! Bagaimana, puas dengan pelajaran hari ini?" sebut paman masih dengan senyuman hangatnya.

"Terima kasih Paman. Saya berjanji akan belajar mengelola berkat seperti yang telah Paman lakukan. Tolong jangan bosan mengajari saya ya paman".


Pembaca yang budiman,

Kalau kita mampu menyadari dengan benar sesungguhnya berkat ada di mana-mana, maka tak ada alasan bagi kita untuk tidak berjuang mewujudkan berkat itu menjadi sebuah manfaat.

Namun, semua itu tergantung bagaimana kita mengerti dan mengembangkan di jalan yang benar dan baik. Sebagai manusia, tien sen wo cai pik yu yung, kita dilahirkan di dunia ini pasti ada gunanya.
Kalau manusia sudah memiliki pemahaman tentang keberadaannya, maka akan muncul keyakinan bahwa kita semua mempunyai hak untuk sukses, "Success is My Right!" Dengan demikian, setiap hari kita akan mampu mensyukuri setiap apapun yang kita teriam. Dan, utamanya lagi, kita juga akan selalu penuh senyum menatap hari depan dengan semangat dan optimis.

Salam sukses luar biasa!!!

Andrie Wongso

Selasa, 12 Agustus 2008

Tutup Lubang, Cari Lubang

Pagi tadi ada hal yang cukup unik saya jumpai. Sebuah kemacetan yang tak biasanya, terjadi pada jalan yang saya lewati. Uniknya, setelah ditelusuri, yang membuat macet ternyata adalah antrian sepeda motor. Panjang memang. Yang membuat unik adalah penyebab antrian dadakan tersebut.

Motor itu antri karena saling berusaha melewati satu jalan sempit-hanya cukup satu motor-untuk menyeberang tanpa harus berjalan memutar. Ini terjadi, karena jalan yang biasanya dilewati untuk memutar tiba-tiba ditutup permanen oleh barisan beton nan kokoh. Sisa lubang sempit itulah yang kemudian jadi solusi agar tetap bisa menyeberang tanpa harus memutar-yang, jika dilakukan, memakan jarak hampir satu kilo. Barangkali, demi alasan hemat waktu dan hemat BBM, akhirnya lubang sempit itu diperebutkan oleh sekian banyak motor.

Kejadian itu mengingatkan saya pada sebuah iklan bank asing beberapa waktu silam. Dalam iklan itu, bank tersebut-kalau tak salah-mengatakan bahwa orang Jakarta sangat pandai mencari jalan tikus. Jalan tikus ini sangat banyak manfaatnya. Selain menghindari kemacetan, menghindari razia polisi, hingga menghindari banjir.

Kejadian antrian motor karena ditutup jalannya untuk memutar membuat para pengendara sepeda motor langsung mencari alternatif pengganti jalan. Sama juga dengan jalan tikus yang selalu jadi andalan. Semua itu berujung pada satu kesimpulan saya, orang kita sudah terbiasa-jika dihalangi-segera mencari jalan lain. Jika lubang yang satu ditutup, akan segera cari lubang yang lain.

Intinya, dalam keterdesakan, dalam ketidaknyamanan, orang kita biasa untuk segera mencari solusi paling singkat untuk mengatasi hal tersebut. Sayang, memang solusinya kadang justru melahirkan masalah lain. Banyak yang cenderung memerhatikan kepentingannya sendiri, asal cepat, asal sampai, asal bisa, "lubang sempit" ke mana pun akan dicari.

Saya tidak ingin membicarakan kebiasaan, yang-menurut saya-baik, namun kadang kurang pas caranya ini. Yang ingin saya lihat dari kasus tadi adalah betapa orang kita sebenarnya tumbuh dalam ranah pikiran yang sangat kreatif. Satu masalah timbul, pasti segera bisa mencari solusi tercepatnya.

Ini pula yang seharusnya bisa dikembangkan dalam ranah kewirausahaan. Adanya masalah, adanya kegagalan, adanya halangan, dengan "akal-akalan"-yang positif tentunya-akan bisa menghasilkan solusi yang unik dan menarik. Ini mengingatkan saya pada seorang pengusaha katering besar di daerah Joglo Jakarta. Ia mengawali usahanya itu karena kondisi terdesak, alias ingin membantu menambah penghasilan suami. Saat itu, yang ia bisa hanya memasak. Lantas, dibuatlah pisang yang ia beri taburan gula halus dan sedikit penghias untuk mempermanis pisang goreng itu.

Kondisi "terdesak" itulah yang ternyata membuka jalannya menjadi pengusaha makanan dengan omset ratusan juta. Saya tak tahu darimana ide jualan pisang dengan taburan gula dan pemanis chery itu awalnya. Yang pasti, ide kreatif memang muncul kadang di saat kita mengalami keterdesakan. Ibu tadi menjadi gambaran bahwa karena "sebuah lubang tertutup", yakni ketika penghasilan dari suami dianggap kurang cukup, maka ia pun terdorong untuk bertindak kreatif dengan "mencari lubang" untuk menutup kekurangan itu. Sederhana sepertinya, tapi itu semua yang justru mengawali usahanya menggurita ke mana-mana.

Nah, jika Anda dan saya, mungkin termasuk orang yang suka mencari "jalan tikus"-seperti para pengendara sepeda motor dalam kisah di atas-sebenarnya akan sangat bermanfaat di dunia wirausaha. Caranya yakni dengan mengubah pola pikir. Arahkan pola pikir kita, bahwa hadirnya kesulitan-kecil dan besar-justru akan melahirkan inovasi-inovasi yang barangkali akan menjadikan Anda sukses luar biasa!

Ingin contoh lagi? Tengoklah di mana-mana kini bermunculan singkong keju. Singkong goreng yang tadinya dijual dengan harga sangat murah, dengan kreativitas tambahan rasa keju, per porsi bisa mencapai harga lima ribuan. Atau coba juga lihat becak-becak bekas di Jakarta. Daripada dibuang kini juga sudah menjelma jadi "pasar malam keliling" alias jadi komidi putar hingga tempat mandi bola. Bekas korek api yang tak habis terbakar, kini ada pula yang merangkainya jadi replika bangunan-bangunan indah berharga ratusan ribu. Pecahan-pecahan kaca siap buang, ada pula yang kemudian justru mampu meleburnya jadi aneka barang kerajinan. Sangat inovatif!

Banyak sekali hal remeh temeh yang tercipta akibat dampak dari usaha "mencari lubang" demi menyambung hidup, justru jadi barang andalan. Siapa tahu Anda juga bisa melakukannya? Jadi, cari "lubang" lain yuk...!

Senin, 11 Agustus 2008

Semangat Pemenang

Dikisahkan, saat diadakan pesta reuni sebuah SMA, tampak wajah-wajah gembira hadir setelah menemukan teman-teman yang telah sekian lama tidak berjumpa. Gelak tawa dan canda nostalgia pun mengalir dengan deras. Diantara mereka ada seorang pemuda yang dulunya adalah bintang kelas dan kesayangan guru dan teman-teman. Selain prestasi di kelas yang menonjol, gerakannya terkenal gesit dan cepat. Pembawaannya pun ramah dan pandai bergaul dengan siapa saja. Dia juga seorang atlit lompat tinggi pemegang rekor pada saat itu.

Semangat pantang menyerahnya dalam mempertahankan prestasi di sekolah dan kegigihannya mengalahkan mistar di arena lompat tinggi menyulut decak kagum semua orang yang mengenalnya. Kekaguman yang tersisa membuat teman-temannya masih melemparkan pujian untuk si pemuda.

Seusai acara reuni, di dalam keremangan kamarnya, ada perasaan yang terasa menyesakkan. Kekaguman dan pujian teman-teman lama serasa tamparan bagi dirinya. Dia menyadari bahwa saat ini dirinya telah gagal mempertahankan semangat pemenangnya meraih prestasi seperti waktu dulu.

"Saat ini pekerjaanku sebagai penjual asuransi sungguh jauh dari memuaskan. Target yang diberikan kepadaku hampir tidak pernah terpenuhi. Padahal kepandaianku bergaul masih sama seperti dulu. Apa yang salah pada diriku sekarang? Ketakutan begitu kuat mencekeramku, takut kalah, takut tidak berhasil, aku takut pada ketakutan itu sendiri! Ditolak sekali saja, aku langsung mundur! Tidak ditanggapinya penawaran yang kubuat, aku langsung tersungkur!

Padahal dulu, tidak ada dalam kamusku kata menyerah! Setiap ada kesulitan, aku. selalu berusaha untuk bertanya dan belajar. Begitu pula dengan olahraga yang kugeluti. Aku akan mencari setiap centimeter kesalahanku untuk memperbaiki dan menyempurnakan lompatanku sehingga aku berhasil menciptakan rekor baru. Entah kemana ambisi dan semangat pemenangku yang dulu?

Aku harus bangkit menjadi diriku yang baru dengan semangat yang sama seperti dulu! Jika dulu aku bisa, sekarang pun aku juga bisa!".

Di keheningan malam itu, dalam lantunan doa dan genangan bias air mata, adalah sebuah jiwa yang tersadar, mohon ridho pada illahi dan berkomitmen untuk bangkit dan menjadi jati dirinya dalam mengarungi kehidupan !

Pembaca yang budiman,

Betapa pentingnya spirit! Betapa pentingnya motivasi, tanpa motivasi seakan akan ilmu yang kita miliki tidak berguna.
Begitu kesadaran dan motivasi muncul, semangat juang spontan terbakar siap menghadapi segala kesulitan dan tantangan apapun yang menghadang!
Tidak mundur karena kegagalan sesaat, pantang putus asa sebelum berhasil. Jika manusia telah menemukan arti motivasi dan tau apa yang menjadi kekuatannya, maka hasil sukses luar biasa selalu dapat tercipta! Mari temukan kelebihan diri! Satukan dengan motivasi niscaya apa yang tidak mungkin menjadi mungkin!

Menembus Keterbatasan

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.
Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!"

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.

Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University . Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia .

Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.

Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun.
Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.

Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

BREAK YOUR BORDER . . . . TOUCH THE SKY . . . . !

Semoga dapat memacu kita untuk berkarya dimanapun .......

Albert Zhu
Commercial Team Leader TOP